Sukses

5 Raksasa Eropa yang Dimiliki Oleh Triliuner Arab, MU Bakal Menyusul?

Tim Bola.com telah merangkum lima klub Eropa yang dimiliki oleh triliuner asal Arab.

Manchester - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohamed Bin Salman, menjadi perbincangan hangat pencinta sepak bola di seluruh dunia belakangan ini. Dia sudah menyodorkan tawaran kepada keluarga Glazers untuk membeli raksasa Inggris, Manchester United (MU). 

Tak tanggung-tanggung, pangeran Arab itu telah mengajukan dana sebesar 3 miliar pounds atau sekitar Rp55 triliun kepada keluarga Glazers. Meski demikian, Glazer disebut belum mengiyakan tawaran Mohamed Bin Salman tersebut.

Keputusan Glazers itu tentu membawa kekecewaan tersendiri di hati penggemar MU. Sejumlah suporter menuntut agar penjualan klub kesayangannya lekas terlaksana.

Kekecewaan suporter tak lepas dari penampilan buruk Manchester United belakangan ini. Dari sembilan pertandingan yang telah dilalui, MU hanya mampu menang dua kali, imbang empat kali, dan tiga kali kalah.

Klub yang bermarkas di Old Trafford itu bercokol di posisi 13 klasemen sementara dengan raihan 10 poin.

Sejumlah pengamat menyebut keterpurukan MU dikarenakan sistem menajemen di Old Trafford yang buruk. Keluarga Glazers disebut menjadi salah satu sumber buruknya penampilan MU musim ini.

Kala penguasa Arab hendak membeli Manchester United, sebagian besar fans mendukungnya. MU diyakini akan menjadi klub yang lebih baik di bawah managemen Mohamed Bin Salman. Di Eropa, pengusaha Arab yang memiliki klub papan atas bukan hal yang asing. Bola.com merangkum setidaknya lima klub papan atas Eropa yang dimiliki oleh miliarder Arab, seperti dilansir Sportkeeda: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Hull City

Pada 2010, pengusaha asal Mesir bernama Assem Allam memiliki sebagian besar saham Hull City yakni senilai 40 juta pounds. Kedatangan Assem Allam disebut membawa nyawa baru bagi klub asal Inggris itu.

Hull City berhasil promosi ke Premier League pada 2013. Namun, masa keemasan Hull City tak bertahan lama.

Assem Alam disebut tak bisa mendatangkan telenta baru. Ia juga mengubah nama klub menjadi Hull City Tigers dan menyebabkan prahara di kalangan penggemar.

Saat ini, Hull City Tigrers berkompetisi di Liga Championship. Kabarnya, Assem Alam sedang mencari investor baru untuk klubnya itu.

3 dari 6 halaman

2. Everton FC

Triliuner asal Iran, Farhad Moshiri, baru-baru ini membeli saham Everton FC sebesar 49,9 persen. Untuk membeli Everton, Farhad Moshiri bahkan rela melepas sahamnya di Arsenal.

Sakadar informasi, Farhad Moshiri memiliki total kekayaan 2,6 miliar dolar atau setara dengan 364,8 triliun. Everton disebut telah menemukan pemilik yang tepat untuk membawanya kembali ke masa kejayaan.

4 dari 6 halaman

3. Manchester City

Pada 2008, Manchester City resmi dibeli oleh Abu Dhabi United Group. Grup ini dimiliki oleh Wakil Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mansour.

Di bawah Sheikh Mansour, Manchester City mencapai masa kejayaannya. Klub yang bermarkas di Etihad Stadion tersebut berhasil menorehkan treble winner musim 2018-2019.

Sejak Mansour datang, Manchester City telah memenangi empat gelar Premier League, empat Piala Liga Inggris, dan dua trofi Piala FA. Itu menjadi periode tersukses dalam sejarah The Citizen. 

5 dari 6 halaman

4. Paris Saint-Germain

Klub ini pertama kali dimiliki oleh perancang busana Prancis bernama Daniel Hechter. Setelah dia terlibat dalam skandal, kepemilikan berpindah tangan.

Nasser Al-Khelaifi, Ketua Qatar Sports Investments (QSi), membeli klub asal Prancis itu seharga 80 juta euro atau sekitar Rp1,2 triliun.

Langkah pertama klub adalah merekrut deretan pemain terbaik dunia yakni Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva, Cavani dan David Luiz.

Saat ini, PSG menjadi klub paling bergengsi di Prancis. Klub berjuluk Les Parisien kukuh di puncak klasemen sementara Ligue 1 dengan raihan 24 poin.

6 dari 6 halaman

5. Malaga CF

Malaga Club de Futbol, atau Malaga CF merupakan klub sepak bola Spanyol yang didirikan pada 1904. Klub ini bermarkas di Malaga, Andalusia.

Pada 2010, Sheikh Abdullah Al Thani yang merupakan anggota keluarga kerajaan Qatar menyelamatkan klub dari masa-masa sulit. Saat ini, Malaga CF berjuang pada kompetisi sepak bola kasta dua Spanyol.

Klub yang berjuluk Ikan Teri itu sedang berjuang keluar dari zona degradasi Segunda Division. Malaga CF bercokol di posisi 20 klasemen sementara dengan raihan 11 poin.

Malaga hanya beda tiga poin saja dari Deportivo yang terseok di dasar klasemen dengan raihan delapan poin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.