Sukses

PSSI Sebenarnya Ingin Luis Milla Tetap Melatih Timnas Indonesia

Entah apa penyebabnya, kontrak Luis Milla berakhir setelah Asian Games 2018. Ketika itu, ia membawa Timnas Indonesia U-23 menembus babak 16 besar.

Jakarta - PSSI ingin mempertahankan Luis Milla Aspas sebagai pelatih Timnas Indonesia saat pria asal Spanyol itu pulang ke negaranya usai Asian Games 2018. Tapi, karena berbagai sebab, negosiasi kedua belah pihak tidak menemui titik terang.

PSSI menetapkan Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia dan level usia U-23 pada Januari 2017. Arsitek tim berusia 53 tahun itu disodori kerja sama selama dua tahun.

Entah apa penyebabnya, kontrak Milla berakhir setelah Asian Games 2018. Ketika itu, ia membawa Timnas Indonesia U-23 menembus babak 16 besar.

"Dari dulu, saya ingin mempertahankan Milla. Dalam prosesi pengambilan suara pun, saya ingin Milla bertahan," cerita Refrizal, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, ketika dihubungi Bola.com.

"Waktu itu, kami dipermainkan oleh manajernya. Kami suruh dia datang ke Jakarta. Sepertinya, ia tak menyampaikannya ke Milla. Kami waktu itu inginnya negosiasi nilai kontrak di Jakarta," lanjutnya.

"Yang sempat beredar, Milla tidak datang ke Jakarta karena tidak dibelikan tiket oleh PSSI. Bukan itu. Tiket pesawat murah. Tak ada masalah dengan tiket pesawat," tutur Refrizal.

Setelah Milla hengkang, PSSI memilih asistennya, Bima Sakti Tukiman, sebagai pelatih Timnas Indonesia. Di tangannya, Skuat Garuda itu hancur lebur di Piala AFF 2018. Bima lalu digantikan Simon McMenemy.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prosesi Pemilihan Pelatih Timnas Indonesia

Refrizal menambahkan, pihaknya, yang waktu itu masih diketuai Edy Rahmayadi, merumuskan beberapa kriteria sebelum mencari pelatih untuk Timnas Indonesia. Saat itu, kursi nakhoda Skuat Garuda sedang lowong sepeninggal Alfred Riedl.

"Dulu, diskusi kami tak langsung ke Milla. Kami memilih negara asal pelatihnya dulu. Negara yang cocok dengan sepak bola Asia. Kalau Eropa, dipilihlah Spanyol. Kenapa Spanyol? Karena secara postur tubuh, pemain kita mirip. Amerika Latin juga termasuk. Akhirnya, kami pilih Eropa," ungkapnya.

"Lalu kami buat berdasarkan peringkat pelatih-pelatih di Spanyol. Saya cenderung yang memiliki prestasi lewat statistik. Dulu, Milla pernah membawa Timnas Spanyol U-21 menjuarai Piala Eropa U-21 2011. Secara usia, Milla lebih muda dibanding calon lainnya. Plus, dia berprestasi," jelasnya.

Disadur dari Bola.com (Penulis Muhammad Adiyasa / Editor Aning Jati, Published 18/10/2019)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.