Sukses

Semarak F1 GP Singapura di Kampung Glam, Pemukiman Awal Suku Jawa

Dentuman musik lokal hingga internasional terdengar sepanjang jalan di Kampung Glam. Tak hanya itu, ada banyak pernak-pernik F1 yang terpampang di semua penjuru kawasan ini.

Liputan6.com, Singapura- Pemerintah Singapura mendukung penuh kegiatan Formula 1 (F1) yang berlangsung di Sirkuit Jalanan Marina Bay pada Minggu (22/9/2019). Semua warga Singapura dan turis asing terlihat berpesta menyambut balap jet darat.

Seperti yang dilihat Liputan6.com. di Kampung Glam, yang menurut Wikipedia merupakan pemukiman awal Suku Jawa dari Indonesia sebelum dikelola oleh Singapore Tourism Board. Kampung ini menyambut F1 GP Singapura dengan suka cita.

Dentuman musik lokal hingga internasional terdengar sepanjang jalan di Kampung Glam. Tak hanya itu, ada banyak pernak-pernik F1 yang terpampang di semua penjuru kawasan ini.

Tidak sampai di situ, Anda juga akan disajikan pertunjukan para musisi muda dan hebat Singapura. Tidak hanya musisi lokal, sejumlah musisi luar negeri juga menunjukkan kemampuan musikalnya, mulai dari disk jockey hingga keyboards.

Bahkan DJ Titus pun ikut manggung di sana. DJ Titus sendiri merupakan salah DJ terbaik dunia, mengingat ia sempat berkolaborasi dengan Sean Paul, Akon hingga rapper legendaris asal Amerika Serikat, Pitbull. Karena itu, Anda dijamin bakal bergoyang jika datang ke Kampong Glam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekilas Tentang Kampung Glam

Kampung Glam dulunya merupakan kota pelabuhan yang berkembang dan kawasan perkotaan tertua di Singapura. Dalam bahasa Melayu, istilah kampong berarti pedesaan, sementara glam sering kali dikaitkan dengan pohon gelam (pohon paperbark berdaun panjang, sejenis kayu putih), yang banyak ditemukan di area ini dan digunakan oleh warga lokal untuk pembuatan kapal, obat-obatan, bahkan bumbu masakan.

Tahun 1822, Sir Stamforf Raffles mengalokasikan area ini bagi komunitas Melayu, Arab, dan Bugis. Setelahnya area ini menjadi salah satu tahta kerajaan Melayu di Singapura.

Kini, tanah Istana menjadi rumah bagi Pusat Warisan Melayu, di mana Anda dapat mempelajari dengan lebih baik sejarah dan kebudayaan Melayu.

Anda akan menyukai hidangan khas Melayu di sini seperti nasi padang dan kueh (kudapan manis) sampai dengan hidangan khas Timur Tengah, Jepang, Swedia, dan bahkan Meksiko.

Para penggila belanja dapat menuju ke Haji Lane yang penuh warna, jajaran toko multi label, butik unik, dan juga bar yang modern, serta cafe. Atau pilihlah barang-barang tradisional seperti karpet Persia, baju kebaya (pakaian tradisional para nonya) dan parfum buatan tangan dari Arab Street dan Bussorah Street.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.