Sukses

Ada Suporter Wanita Bakar Diri, Kapten Timnas Iran Merasa Malu

Fan Iran, Sahar Khodayari tewas karena bakar diri sebagai bentuk protes hukuman enam tahun penjara karena melanggar peraturan terkait larangan menonton sepak bola bagi wanita Iran,.

Liputan6.com, Teheran - Tewasnya fan Iran, Sahar Khodayari mengundang protes dari berbagai kalangan. Kapten timnas Iran, Masoud Shojaei mengaku sedih dengan tragedi yang menimpa Khodayari.

Sahar Khodayari dijuluki sebagai Blue Girl tewas mengenaskan usai membakar diri di luar pengadilan. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap hukuman 6 tahun penjara yang dijatuhkan gara-gara kedapatan menyaksikan pertandingan dengan menyamar sebagai pria.

Khodayari meninggal dunia di rumah sakit, Senin lalu. Nyawanya tidak tertolong setelah mengalami luka bakar yang sangat parah akibat aksi protesnya tersebut.

"Kami mencetak dua gol dan memenangkan pertandingan. Tetapi kami kalah karena Khodayari tak lagi di sini," tulis Shojaei di akun instagramnya usai Iran menang 2-0 melawan Hong Kong, Selasa (10/9/2019).

Shojaei menambahkan, dirinya juga merasa malu lantaran tak dapat menolong Khodayari. Ia juga mengecam pihak-pihak yang menjatuhkan hukuman kepada suporter klub Estehglal tersebut.

Iran sendiri memang melarang wanita menonton sepak bola pria secara langsung di dalam stadion. Larangan itu sudah berlaku sejak revolusi tahun 1979.

Menanggapi tewasnya Khodayari, FIFA selaku otoritas tertinggi sepak bola dunia telah berencana berkunjung ke Iran. FIFA juga telah mengucapkan belasungkawa atas tewasnya Khodayari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengundang Protes

Di sisi lain, tewasnya Khodayari mengundang protes dari berbagai kalangan. Musisi Iran, Arash Sobhani meminta FIFA menghukum FFIRI atas tewasnya Khodayari.

"Dia (Infantino, red) harus melakukan langkah yang benar. Hukum FFIRI sampai mereka membolehkan wanita datang ke stadion. Para wanita harusnya setara dengan pria," kata Arash.

3 dari 3 halaman

Diperbolehkan dengan Syarat

Sementara itu, Presiden Iran, Hassan Rouhani lewat kepala kantor kepresidenan mengatakan wanita diizinkan untuk menyaksikan langsung di stadion dengan syarat. Wanita diizinkan apabila tak ada yel-yel kasar dan kekerasan di stadion.

"Kami melihat tida kada masalah wanita datang ke stadion jika atmosfernya nyaman. Tetapi dengan banyaknya kata-kata kasar di antara fans dan kekerasan, itu tidak disarankan," tulis pernyataan Rouhani.

Saksikan video menarik di bawah ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.