Sukses

YLKI Tanggapi Kisruh Audisi Umum Bulu Tangkis PB Djarum

KPAI mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi. Hal inilah yang akhirnya ditanggapi oleh YLKI.

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan tidak ingin audisi bulu tangkis yang diadakan Djarum Foundation dihentikan. Namun mereka ingin agar logo yang berkaitan dengan rokok diganti.

PB Djarum akhirnya menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkir mulai tahun depan. Hal ini menyusul polemik dengan Komisi Perlindungan Anak (KPAI) yang menuding PD Djarum mengeksploitasi anak.

KPAI mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi. Hal inilah yang akhirnya ditanggapi oleh YLKI.

"YLKI memberikan endorsemen terhadap langkah KPAI dan Yayasan Lentera Anak Indonesia. Yang diminta KPAI dan LAI adalah bukan menghentikan audisinya, tetapi audisi yang tidak melibatkan logo merek rokok, dalam hal ini Djarum," bunyi pernyataan resmi YLKI.

"Penggunaan logo tersebut selain tidak pantas juga melanggar regulasi yang ada, yakni PP No. 109/2012. Apa pun alasannya, logo tersebut adalah brand image bahwa produk tersebut adalah rokok, walau berkedok yayasan," bunyi pernyataan YLKI itu menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertanyakan Sikap Menpora

Selain itu YLKI juga mempertanyakan sikap Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi yang mendukung audisi dengan sponsor rokok.

"YLKI mengritik keras sikap Menpora yang justru mendukung audisi tersebut dengan sponsor PB Djarum. Sekali lagi, audisi untuk mencari bibit unggul di bidang bulu tangkis adalah hal yang sangat positif dan patut diendorse."

"Namun melibatkan industri rokok dan apalagi anak anak sebagai obyeknya adalah tidak pantas dan melanggar regulasi."

Saksikan video pilihan di bawah ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.