Sukses

8 Pemain Top yang Tak Dipanggil Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022

Timnas Indonesia memanggil 24 nama untuk pemusatan latihan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Banyak pemain bagus terlewatkan. Siapa saja mereka?

Jakarta - Ratusan pemain berlomba-lomba untuk mengenakan seragam Timnas Indonesia. Kebetulan, kuotanya terbatas. Alhasil, hanya puluhan nama yang bisa membela skuat Garuda.

Persaingan masuk ke Timnas Indonesia sangat ketat. Lihat saja, hanya 24 nama yang dipanggil untuk pemusatan latihan (training centre) menuju putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Meski terbaru, pelatih Simon McMenemy menyertakan dua nama undangan, Hanif Sjahbandi dan Bagus Kahfi.

Setiap pemain yang ber-Kartu Tanda Penduduk (KTP) Indonesia hingga pemain naturalisasi pun pasti bermimpi membela Timnas Indonesia. Bertanding sebaik mungkin bersama klub menjadi satu di antara jalan terbaik untuk mewujudkan keinginan.

Sebagai pelatih, McMenemy memegang kunci peranan layak atau tidaknya seorang pemain membela Timnas Indonesia. Arsitek asal Skotlandia itu telah memasang kriteria, memanggil pemain yang bermental kuat.

Terkadang, ambisi tak sejalan dengan selera pelatih. Sudah tampil bagus di level klub, malah diabaikan di level tim nasional. Seperti yang dialami oleh delapan pemain ini. Dewi fortuna belum menaungi kedelapan pemain ini untuk merumput bersama Timnas Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Wawan Hendrawan (Bali United)

Kurang hebat apa lagi Wawan Hendrawan sehingga McMenemy tak kunjung memanggilnya ke Timnas Indonesia? Membawa klubnya, Bali United, ke peringkat pertama sudah. Selalu tampil penuh juga sudah.

Hanya kebobolan sembilan gol dari 14 pertandingan yang mengantar Bali United menjadi tim terminim kemasukkan pun sudah. Mungkin, usia Wawan yang lumayan uzur, 36 tahun, menjadi pertimbangan McMenemy.

Mengingat, tiga kiper yang dipanggil Timnas Indonesia sedang dalam usia emas. Andritany Ardhiyasa, sebagai kiper utama kini berumur 27 tahun, disusul Teja Paku Alam (25 tahun), dan Angga Saputro (25 tahun).

3 dari 9 halaman

Wawan Febrianto (Tira Persikabo)

Kejutan datang dari McMeneny ketika memanggil Osas Saha, namun tak menyertakan kompatriotnya di Tira Persikabo, Wawan Hendrawan. Padahal, gelandang berusia 25 tahun itu tampil sensasional di musim ini.

Wawan terlibat dalam 15 laga Tira Persikabo dengan torehan enam gol dan lima assists. Jika dibandingkan dengan statistik gelandang sayap Timnas Indonesia yang lain, macam Irfan Bachdim (10 partai, 1 gol, 1 assist) dan Febri Hariyadi 14 partai, 4 gol, 3 assists), capaian individual pemain kelahiran 23 Februari 1994 ini lebih mentereng.

4 dari 9 halaman

Andik Rendika Rama (Madura United)

Malang benar nasib Andik Rendika Rama. Bertahun-tahun jadi pilar utama Madura United di pos bek sayap kiri, namun, panggilan dari Timnas Indonesia tak kunjung mendatanginya.

Rendika Rama adalah satu di antara sedikit bek kiri yang dapat tampil konsisten dalam tiga tahun terakhir. Sejak membela Madura United pada 2017, pemain berusia 26 tahun ini telah membukukan 69 penampilan di Liga 1.

Merujuk statistik, jumlah penampilan Rendika Rama adalah yang tertinggi dibanding dua bek kiri Timnas Indonesia saat ini, Ruben Sanadi (68 partai, tiga musim) dan Ricky Fajrin (54 partai tiga musim).

Hanya, koleksi 12 assists-nya kalah tipis ketimbang Sanadi (14 assists) namun unggul jauh dari Fajrin (3 assist).

5 dari 9 halaman

Bagus Nirwanto (PSS Sleman)

Kepemimpinan dan kualitas Bagus Nirwanto berhasil mengantar PSS Sleman menduduki peringkat keenam Liga 1 2019 sampai dengan pekan ke-15. Bek sayap kanan berusia 26 tahun ini juga mampu mencatatkan 12 penampilan.

Namun, kesuksesan yang diraih Bagus sejauh ini belum mampu mengundang ketertarikan McMenemy. Di pos bek sayap kanan, pelatih asal Skotlandia itu lebih memilih Yustinus Pae dan I Made Andhika Wijaya.

6 dari 9 halaman

Terens Puhiri (Borneo FC)

Melimpahnya stok gelandang sayap Timnas Indonesia membuat Terens Puhiri harus lebih kerja keras untuk berseragam Merah Putih. Koleksi empat gol dan dua assists dari 12 penampilannya bersama Borneo FC tak membuat McMenemy kepincut.

Faktor lainnya yang membuat McMenemy diyakini belum ingin bereskperimen memanggil Terens lantaran ia minim pengalaman internasional bersama Timnas Indonesia maupun level usia. Selain persaingan dengan gelandang sayap yang sangat ketat tentunya

7 dari 9 halaman

Abdul Rahman Sulaiman (PSM Makassar)

Berkat ketangguhan Abdul Rahman Sulaiman mengawal lini belakang, PSM Makassar mampu menjuarai Piala Indonesia 2018-2019. Namun, gelar itu belum cukup mengantarnya kembali ke Timnas Indonesia.

Abdul Rahman adalah pilihan pertama PSM di sektor belakang. Dari 16 laga yang dimainkan armada Darije Kalezic di Liga 1 2019 dan Piala AFC 2019, bek berusia 31 tahun ini selalu bermain.

8 dari 9 halaman

Zulham Zamrun (PSM Makassar)

Keliru kah McMenemy tak mengajaknya kembali memperkuat Timnas Indonesia? Namanya sangat harum pada medio 2015. Zulham Zamrun sukses mengantar Persib Bandung meraih trofi Piala Presiden kala itu.

Dua nominasi penghargaan, pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak mampu disabetnya. Lantas, Zulham menjadi andalan Timnas Indonesia di Piala AFF, setahun berikutnya.

Setelah tenggelam dalam beberapa musim, Zulham kembali bersinar di musim ini. Trofi Piala Indonesia 2018-2019 dipersembahkannya untuk PSM.

Winger yang sempat dijuluki sebagai Cristiano Ronaldo-nya Indonesia ini juga menggondol gelar pemain terbaik dan top scorer. Hanya saja, atribut tersebut tak mampu mengantarnya berseragam Timnas Indonesia.

9 dari 9 halaman

Riko Simanjuntak (Persija Jakarta)

Hanya karena Persija Jakarta sedang terpuruk, Riko Simanjuntak dipinggirkan McMenemy dari Timnas Indonesia? Hanya sang pelatih yang tahu apa pasal sebenarnya Riko menghilang dari daftar skuatnya untuk TC Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Meski Persija terbenam di papan bawah, penampilan Riko sebetulnya tak jelek-jelek amat. Ia masih mampu menyumbangkan lima assists dari 11 pertandingan. Statistik mencatat pemain lokal yang mampu mengalahi Riko mengumpulkan assist hanya Rizky Pora yang mengemas satu lebih banyak.

Dibanding Riko, McMenemy mengutamakan Irfan Jaya dan Rizky Pora, yang belakangan digantikan Febry Hariyadi karena tingkah laku buruknya.

Padahal, pemain berusia 27 tahun itu selalu masuk dalam daftar pemain McMenemy sejak menangani Skuat Garuda di tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.