Sukses

Kebiasaan Sarri Isap Rokok Bisa Ganggu Penampilan Ronaldo

Sarri bisa disebut sebagai pecandu berat rokok. Salah satu pakar sepak bola Italia meyakini bahwa kebiasaan tersebut bisa menganggu sang bintang, Cristiano Ronaldo.

Liputan6.com, Jakarta Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, memiliki kebiasaan yang sudah dihentikan, yakni merokok. Sarri bisa disebut sebagai pecandu berat rokok. Beberapa waktu lalu, ia pernah mengakui bahwa dirinya bisa menghabiskan 60 batang rokok dalam sehari.

Pria berusia 60 tahun itu bahkan tidak sungkan melakukannya dari pinggir lapangan sambil memberikan instruksi kepada anak asuhnya. Kebiasaan tersebut sudah dilakukan Sarri sejak masih menukangi bekas klubnya dulu, Napoli.

Di Chelsea, Sarri harus menahan kebiasaannya menyusul adanya aturan tegas soal rokok di dalam stadion. Sempat beredar kabar bahwa tim akan menyediakan tempat khusus baginya, namun pada akhirnya ia berkompromi dengan mengunyah filternya saja.

Baru-baru ini, Sarri divonis menderita penyakit pneumonia dan harus menjalani terapi. Alhasil, ia diragukan bisa mendampingi Juventus saat bertandang ke markas Parma di pekan perdana Serie A hari Sabtu (25/8/2019) mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ronaldo Bisa Terganggu

Kebiasaan ini kemudian mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan, salah satunya datangi dari pakar sepak bola Matteo Bonetti. Ia ragu pemain seperti Cristiano Ronaldo bisa memberikan performa maksimal sementara pelatihnya sedang mengisap rokok di pinggir lapangan.

"Saya tak bisa membayangkan sebuah dunia di mana Cristiano Ronaldo sedang diasuh oleh Maurizio Sarri," ujar Matteo Bonetti saat berbicara kepada ESPN FC.

"Itu aneh, Sarri merokok di dekat pinggir lapangan, apakah anda bisa membayangkan Ronaldo mengendus bau tersebut sementara dirinya sedang melatih fisiknya yang sempurna? Ayolah," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Meragukan Peluang Juventus Juara

Bonetti juga meragukan peluang Juventus mempertahankan gelar Scudetto di bawah asuhan Maurizio Sarri. Kali ini bukan karena kebiasaan sang pelatih, melainkan kehadiran Antonio Conte di kursi kepelatihan rival bebuyutan Bianconeri, Inter Milan.

"Mereka adalah tim yang bisa menang dengan skor 1-0 dan tidak kebobolan, mungkin mereka takkan memimpin klasemen dengan torehan pencetak gol terbanyak," tambahnya.

"Tapi dengan lini belakang seperti [Milan] Skriniar, [Stefan] De Vrij, dan [Diego] Godin dalam sistem Conte yang sudah terbukti di liga, mereka bisa menjadi anti-Juve," tandasnya.

Sumber: Bola.net

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.