Sukses

Ini 3 Selebrasi Kontroversial Selain Alex Morgan di Piala Dunia Wanita 2019

Selebrasi Morgan di Piala Dunia Wanita 2019 membuatnya masuk ke dalam daftar pemain dengan selebrasi kontroversial.

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat (AS) berhasil lolos ke final Piala Dunia Wanita 2019 usai mengandaskan Inggris 2-1 pada babak semifinal. Di partai puncak, AS akan menantang Belanda yang sukses menjungkalkan Swedia.

Lolosnya AS ke partai puncak Piala Dunia Wanita 2019 diiringi kontroversi. Selebrasi bomber mereka, Alex Morgan dianggap melecehkan budaya minum teh Inggris.

Mantan penyerang Inggris, Lianne Sanderson, pun mengecam aksi Alex Morgan. Menurutnya selebrasi pemain yang kemarin genap berusia 30 tahun itu sama sekali tidak perlu.

"Anda boleh melakukan selebrasi bagaimanapun, tapi saya rasa dilakukan Alex Morgan itu sama sekali tidak pantas dan tidak perlu," ujar Sanderson.

Mendapat kritikan, Morgan pun membela diri. Ia bersikukuh tidak bermaksud melecehkan budaya Inggris.

Menurutnya, selebrasi itu bertujuan untuk membungkam kritik kepada timnya. "Saya merasa, kami melewati rintangan yang tak mudah di turnamen ini dan itulah tehnya," kata Morgan seperti dilansir Mirror.

Selebrasi Morgan di Piala Dunia Wanita 2019 membuatnya masuk ke dalam daftar pemain dengan selebrasi kontroversial. Berikut tiga pemain yang dimaksud seperti dilansir Sportskeeda.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Selebrasi Kokain Robby Fowler

Robbie Fowler pernah dikecam saat masih bermain bagi Liverpool. Kecaman itu datang setelah Fowler berselebrasi seolah sedang menghirup kokain.

Fowler berselebrasi setelah mencetak gol ke gawang rival sekota Liverpool, Everton pada April 1999. Federasi sepak bola Inggris (FA) mengganjar Fowler dengan larangan bermain di empat pertandingan.

Manajer Liverpool, Gerard Houlier sempat membela Fowler. Ia menilai Fowler berselebrasi seolah sedang memakan rumput. Namun demikian, Fowler sendiri meminta maaf atas tindakannya tersebut.

"Saya menyadari itu sangat ofensif dan saya sangat menyesalinya," ujar Fowler seperti dilansir Independent.

3 dari 4 halaman

2. Paolo Di Canio

Saat masih bermain, Paolo Di Canio dikenal sebagai salah satu pemain eksentrik. Namun pria asal Italia ini pernah dikecam ketika berselebrasi saat membela Lazio di musim 2005.

Di Canio berselebrasi dengan mengangkat tangan menirukan salam fasis Nazi Jerman. Pria yang juga pernah membela West Ham United ini pun dituding mendukung rasisme.

Di Canio sendiri membantah tudingan itu. Namun ia justru bangga mengaku sebagai pendukung fasisme.

Akibat aksi kontroversialnya ini, fedrasi sepak bola Italia (FIGC) memberi hukuman larangan bermain di satu pertandingan bagi Di Canio. Bukan hanya itu, Di Canio juga didenda tujuh ribu euro.

4 dari 4 halaman

3. Nicolas Anelka

Selebrasi serupa pernah pula dibuat mantan bomber Arsenal, Nicolas Anelka. Ini terjadi ketika Anelka membela West Bromwich Albion di musim 2013.

Usai mencetak salah satu gol, Anelka dituding berselebrasi dengan menirukan salam Quenelle yang lekat dengan anti-semit dan Nazi Jerman. Sahabat Anelka, M'bala M'bala membantah hal tersebut.

Sayang bantahan itu tak cukup menahan hukuman dari FA. Pria asal Prancis itu dihukum larangan lima pertandingan dan denda 80 ribu.

Selebrasi Anelka tak hanya berdampak kepada dirinya. West Brom kala itu harus kehilangan sponsor karena sang pemilik beragama Yahudi karena selebrasi Anelka.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.