Sukses

ONE Championship Beri Kesempatan bagi Atlet Wanita di Dunia MMA

Prestasi para atlet wanita pada ajang ONE Championship bergantung pada kerja keras dan kualitas masing-masing individual.

Liputan6.com, Jakarta - ONE Championship berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama bagi wanita dalam menunjukkan kualitas mereka di dunia bela diri. Dimana tidak ada perbedaan perlakukan bagi para atlet wanita yang bernaung di dalam organisasi ini.

Prestasi atlet wanita di ONE Championship bergantung pada kerja keras dan kualitas masing-masing individual. Duo petarung Muay Thai muda, Stamp Fairtex dan Alma Juniku, misalnya dalam ajang ONE: Legendary Quest.

Kedua atlet ini, yang memperebutkan gelar Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai di Shanghai, Tiongkok, akhir minggu lalu, menunjukan kapasitas mereka sebagai atlet kelas dunia. Mereka bersanding dengan sederetan petarung bintang lainnya dalam The Home of Martial Arts.

Dalam laga penuh atraksi yang dimenangkan atlet berusia 21 tahun asal Thailand tersebut, ONE Championship membuktikan bahwa gender bukan halangan untuk meraih prestasi, terutama seni beladiri.

Selain itu, ONE Champioship juga membuktikan dukungannya bagi atlet wanita dengan mencetak rekor pembayaran tertinggi di dunia mixed martial arts atau MMA. Bayaran itu diperoleh oleh Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Angela 'Unstoppable' Lee.

Angela akan kembali bertanding demi sebuah kesempatan perebutan gelar Juara Dunia ONE Strawweight melawan Michelle Nicolini, salah satu petarung legendaris dalam dunia MMA.

Atlet ONE Championship wanita andalan Indonesia, Priscilla Hertati 'Thathie' Lumban Gaol pun angkat bicara mengenai fakta tersebut. "Ini menjadi motivasi bagi perempuan bahwa siapapun bisa berprestasi," katanya. "Sekarang zaman sudah berubah." 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Juara Dunia dari Indonesia

Priscilla memiliki misi untuk menjadi juara dunia pertama dari Indonesia. Tapi, hal ini pun diakuinya sebagai sesuatu hal yang tidak mudah karena anggapan tabu bagi para wanita yang memilih karier dalam dunia beladiri.

Menurut Priscilla, olahraga beladiri saat ini sudah tidak lagi eksklusif untuk pria saja. "Bukan hanya pria saja yang bisa tampil di ajang besar seperti ONE Championship, dimana yang mengikuti MMA bukan hanya perempuan tomboy saja," ucapnya.

"Jadi, berhenti berpikir segala sesuatu yang tidak mungkin karena kita sendiri yang menentukan prestasi kita sendiri. Tidak perlu memikirkan hal-hal negatif yang dapat mengendorkan semangat kita," tambah Priscilla.

 

3 dari 3 halaman

Buka Jalan

ONE Championship telah membuka pintu bagi para wanita untuk meraih prestasi dalam ajang beladiri yang dipertandingkan, yaitu MMA, Muay Thai dan Kickboxing. Terlebih, pengangkatan Miesha 'Cupcake' Tate, atlet MMA perempuan legendaris asal Amerika Serikat, sebagai wakil presiden menjadi salah satu upaya untuk membuka jalan bagi para atlet wanita lainnya.

Miesha sempat mengatakan memiliki misi untuk membuat masyarakat lebih menerima perempuan sebagai bagian dari berbagai disiplin beladiri. "Saya menyadari bahwa banyak perempuan masih harus menghadapi tantangan besar untuk dapat diterima masyarakat sebagai atlet beladiri, bahkan untuk sekedar berlatih,” katanya pada media Inggris, The Sun, bulan Mei lalu.

"Perempuan memiliki tempat yang sama di dunia beladiri dan saya tak pernah meragukan hal itu. Saya sangat mengapresiasi ONE Championship, dimana [CEO dan Pendiri ONE] Chatri Sidyodtong memiliki visi yang sama."

"[Adalah] hal yang luar biasa bagi ONE Championship untuk dapat memberikan platform tersebut, karena terkadang orang tua tidak merestui anak perempuannya berlaga di olahraga yang mereka anggap sebagai olahraga pria,” tutupnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.