Sukses

MotoGP: Jorge Lorenzo Menolak Disebut Kekuatan Dewanya Luntur

Jorge Lorenzo masih belum menunjukkan potensi maksimalnya bersama Repsol Honda sejak awal MotoGP 2019.

Liputan6.com, Bandung - Pembalap Repsol Honda, Jorge Lorenzo, menolak kesulitannya beradaptasi dengan motor RC213V disebut sebagai kisah 'lunturnya kekuatan sang dewa' di lintasan balap MotoGP. Hal ini ia nyatakan kepada Marca, sebelum bertolak ke Jepang untuk menemui para teknisi dan insinyur Honda Racing Corporation (HRC) pekan lalu.

Sebagai juara dunia lima kali, Lorenzo memang dianggap sebagai salah satu rider MotoGP terbaik dalam dua dekade belakangan. Meski begitu, Por Fuera yakin dirinya tak layak disebut sebagai 'dewa', melainkan pebalap yang mampu tampil baik dan kuat di kejuaraan balap motor terakbar di dunia.

"Saya tak pernah merasa saya ini dewa. Bisa dikatakan saya hanya mampu bekerja dengan sangat baik dalam kejuaraan olahraga yang kebetulan sangat populer. Tapi saat ini saya juga tidak lebih 'rendah', karena saya selalu menjadi orang yang sama, hanya saja hasil saya saat ini berbeda," ujarnya.

Sejak membela Honda untuk MotoGP musim ini, rider Spanyol tersebut tak memungkiri dirinya sangat kesulitan beradaptasi, dan hal ini terlihat jelas dari hasil balapnya di enam seri pertama. Belum naik podium, Lorenzo terhitung dua kali finis ke-13, dua kali finis ke-12, sekali finis ke-11, dan sekali gagal finis.

"Tak mudah menghadapi krisis, tapi saya belum berminat ke psikolog. Otak dan pengalamanlah yang membantu, tapi tentu sangat sulit, karena ini pekerjaan yang butuh disiplin tinggi. Usai 17 tahun berkarier, tak mudah memotivasi diri sendiri ketika sulit meraih hasil baik. Yang jelas, saya harus bersenang-senang dan bersemangat untuk terus bekerja," ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berpikir Positif

Meski begitu, ada satu hal yang membuat Lorenzo terus berpikir positif, yakni fakta dirinya pernah mengalami situasi sulit serupa di Ducati sepanjang musim 2017 dan 2018, namun akhirnya mampu keluar dari penderitaan paceklik kemenangan dengan memenangi balapan di Mugello, Catalunya, dan Austria.

"Saya sangat kesulitan di Ducati, tapi akhirnya bisa menang, menunjukkan bahwa saya bisa berhasil. Jadi mengapa saya tak bisa melakukannya lagi? Lagipula, dalam olahraga ini ada banyak juara yang kariernya dianggap sudah habis tapi justru 'terlahir kembali' dan mampu menutup mulut para kritikus," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Tatap MotoGP Catalunya

Menjelang MotoGP Catalunya, Spanyol di Sirkuit Barcelona-Catalunya pada 14-17 Juni nanti, Lorenzo tengah berada di peringkat 14 pada klasemen pebalap dengan koleksi 19 poin.

Sumber: Bola.net

Saksikan video pilihan di bawah ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.