Sukses

Raphael Varane, Bek Real Madrid yang Awalnya Hanya Bermain di Taman

Bek Real Madrid, Raphael Varane meluncurkan buku yang menceritakan perjalanan kariernya sebagai pesepak bola profesional.

Liputan6.com, Jakarta Di usia yang baru 25 tahun, Raphael Varane, telah meraih sebagian besar diinginkan para pesepak bola dalam kariernya. Piala Dunia, 4 trofi Liga Champions, dan bermain dengan klub semegah Real Madrid, seluruhnya sudah berada dalam genggaman pemain Prancis tersebut. 

Lahir dalam keluarga yang awam dengan si kulit bundar bukan hambatan bagi Varane menumbuhkan DNA sepak bola di dalam tubuhnya. Dari sebuah taman di Hellemmes-Lille, tendangan Varane telah melambung jauh hingga ke final Piala Dunia 2018 di Rusia. 

Seperti dilansir Marca, rekam jejak Varane kini bisa dinikmati lewat sebuah buku yang ditulis oleh Cyril Collot. Lewat media ini, bek tangguh Los Blancos tersebut tidak hanya bercerita mengenai perjalanannya sebagai pesepak bola, tapi juga kehidupan masa kecilnya. 

Buku ini juga menceritakan pengalaman pertamanya sebagai pesepak bola profesional hingga berkeja di bawah arahan Zinedine Zidane. Saat bergabung dengan Real Madrid, Varane juga masih ingat betapa sulitnya dia beradaptasi dengan kehidupan superstar. 

"Saya diberitahu kalau saya tidak bisa lagi pergi ke bioskop pukul 20.00," katanya. 

"Saat saya tiba di bandara dan melihat begitu banyak jurnalis, saya tahu kalau Real Madrid sesuatu yang berbeda," beber pemain kelahiran Lille, Prancis, 25 April 1993 tersebut. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mimpi Jadi Kenyataan

Karier profesional Varane berawal dari Lens 2010-2011. Namun sinarnya semakin menyilaukan saat Real Madrid mendatangkannya ke Santiago Bernabeu 2011 lalu. Bersama Los Blancos, Varane sudah meraih dua gelar La Liga dan empat gelar Liga Champions. 

Namun puncak prestasinya adalah saat tampil di Piala Dunia Rusia, 2018 lalu. Pada turnamen ini, Varane menjadi kunci penting bagi keberhasilan Les Bleus mengangkat trofi usai mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2 di babak final yang berlangsung di Moskow. 

"Merebut Piala Dunia adalah momen spesial dalam karier saya sebab itu mimpi yang jadi kenyataan. Sedangkan yang paling sulit adalah kegagalan Euro 2016 di negara sendiri."

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.