Sukses

3 Bintang Sepak Bola yang Gagal Saat Jadi Pelatih

Pelatih berjuluk Special One ini mendapatkan reputasi sebagai penghibur di luar lapangan.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini sepak bola dunia sudah banyak mengalami perbahan, termasuk soal peran manajer atau pelatih. Selama dekade terakhir, ada dua manajer tim yang bisa dibilang sangat menonjol, yakni Pep Guardiola dan Jose Mourinho.

Keduanya hampir merevolusi peran manajer. Guardiola yang pernah jadi pelatih Barcelona, ​​Bayern Munchen, dan Manchester City, berhasil menjadikan tim-tim itu, salah satu properti paling bernilai dalam sepak bola.

Adapun Mourinho, ia mungkin manajer pertama sejak Brian Clough yang menjadi benar-benar "box-office". Pelatih berjuluk Special One ini mendapatkan reputasi sebagai penghibur di luar lapangan.

Keduanya telah mengambil jalur yang berbeda sebelum menjadi manajer. Guardiola datang ke Barcelona, ​​sebagai pemain, kemudian menjadi pelatih. Tapi, berikut ini ada pemain yang memiliki karier hebat tetapi belum berhasil sebagai manajer sepak bola.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Thierry Henry

Tidak ada keraguan bahwa Henry adalah salah satu pemain terhebat di Liga Inggris. Pemain Prancis itu hampir tidak diketahui jumlah golnya ketika ia bergabung dengan Arsenal pada tahun 1999. Namun, pada saat ia meninggalkan London Utara pada tahun 2007, Henry adalah pencetak gol terbanyak klub sepanjang masa.

Dia juga merasakan beberapa momen yang tak terlupakan, salah satunya saat mencetak gol kemenangan di Bernabeu dan mengantar The Gunners ke Final Liga Champions pada 2006.

Namun, Henry bisa disebut gagal ketika ia mengambil jabatan manajerial pertamanya. Setelah menolak pekerjaan di Aston Villa pada musim panas, ia mengambil alih posisi Leonardo Jardim di Monako pada bulan Oktober.

Dia menandatangani kontrak tiga tahun dengan klub raksasa Prancis itu. Tapi, setelah hanya memenangkan empat dari 20 pertandingan, dia dipecat pada Januari lalu.

3 dari 4 halaman

Paul Scholes

Scholes membangun reputasinya di Manchester United sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia. Dia bermain 718 kali untuk MU di semua kompetisi.

Scholes sudah mencetak 155 gol, dan memenangkan sejumlah trofi. Dia memenangkan Liga Champions pada dua kesempatan, serta gelar Liga Inggris 11 kali.

Namun, itu tidak berlaku ketika Scholes menjadi pelatih. Dia mengambil alih klub League Two, Oldham Athletic, pada bulan Februari. Dan segalanya dimulai dengan baik usai memetik kemenangan 4-1 atas Yeovil Town di pertandingan pertamanya.

Dia akhirnya mengundurkan diri setelah hanya berada 31 hari di pucuk pimpinan. Ia menyalahkan dewan karena gagal memberinya kendali penuh atas masalah klub.

4 dari 4 halaman

Alan Shearer

Tidak banyak pemain yang dikaitkan dengan klub sebanyak Shearer dikaitkan dengan Newcastle United. Setelah menghabiskan empat tahun bersama Blackburn Rovers, di mana ia memenangkan Liga Inggris pada musim 1994/95 dan menjadi pemain pertama yang mencetak 30 gol liga dalam tiga musim berturut-turut,

Shearer menolak pindah ke MU untuk bergabung dengan Newcastle. Ia menjadi pencetak gol the Magpies all-time dengan 206 gol, sebelum pensiun pada 2006.

Shearer menjadi manajer klub pada 2006 ketika The Magpies menunjuk mantan striker ini, untuk menyelamatkan mereka dari degradasi.

Namun, upanya tidak berhasil. Shearer tidak dapat menyelamatkan klub dari degradasi ke Championship.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.