Sukses

Pecahkan Monopoli, Ini 3 Alasan Varane Layak Raih Ballon d'Or

Ballon d'Or selama ini jarang diraih pemain bertahan

Liputan6.com, Jakarta Malam penganugerahan Ballon d'Or 2018 akan digelar pada awal bulan Desember nanti. Sebelumnya, 30 nama pemain kandidat pemenang Ballon d'Or 2018 telah dirilis.

Ballon d'Or diselenggarakan oleh media olahraga top Prancis, France Football. Pemenangnya akan ditentukan oleh sebuah panel yang terdiri atas para jurnalis internasional, dengan satu wakil per negara.

Sejauh ini nama Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi telah memenangkan Ballon d'Or paling banyak - masing-masing 5 kali. Namun, pemenang Ballon d'Or tahun ini akan menjadi pilihan yang sangat sulit ketimbang dekade terakhir.

Penghargaan Ballon d'Or selalu dibagi oleh dua individu dalam 10 tahun terakhir - Ronaldo dan Messi. Tapi sejak Piala Dunia berlangsung tahun ini, penghargaan ini akan memiliki daya tarik sendiri.

Ballon d'Or selama ini jarang diraih pemain bertahan - hanya ada tiga pemain bertahan yang telah memenangkannya sejak dimulai pada tahun 1956. Daftar ini termasuk legenda seperti Franz Beckenbauer dan Matthias Sammer dan Fabio Cannavaro.

Salah bek yang kerap disebut-sebut akan menerima penghargaan ini adalah Raphael Varane. Tentu saja karena penampilannya yang megah. Ada tiga alasan mengapa dia harus memenangkan Ballon d'Or.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Konsistensi

Dari 30 daftar kandidat pemenang Ballon d'Or 30, sudah termasuk pemain hebat seperti Ronaldo, Messi, dan Luka Modric. Namun, tidak ada yang menyangkal bahwa Raphael Varane adalah yang terbaik sepanjang tahun.

Varane adalah bek yang hebat. Konsistensi dalam pertahanan membantu Real Madrid memenangkan Liga Champions ketiga berturut-turut. Setelah itu ia membantu Prancis memenangkan Piala Dunia.

Varane seperti dinding, dan selalu sukses menghentikan pemain yang mencoba menerobos. Menghadapi tim seperti Juventus, Liverpool, PSG dan Bayern di babak sistem gugur Liga Champions, mereka kebobolan kurang dari 10 gol berkat Varane.

Di sisi lain, Prancis dipimpin Varane hanya kebobolan enam gol di Piala Dunia. Penghargaan ini biasanya disediakan untuk penyerang berkualitas tinggi tetapi akan menjadi pengakuan yang sempurna untuk kontribusi seorang bek yang berharga bagi timnya.

3 dari 4 halaman

Ketenangan

Sementara, Prancis memiliki sejumlah besar bintang, seperti Paul Pogba, Kylian Mbappe dan Griezmann. Namun, pemain paling menonjol dari tim mereka adalah Raphael Varane.

Sejak akhir Piala Dunia, legenda seperti Platini, Laurent Blanc dan presiden Federasi Prancis, Noe Le Grael percaya bahwa Varane melakukan lebih banyak daripada pesaing yang mungkin untuk memenangkan Ballon d'Or.

Varane mempertahankan ketenangannya untuk menyamai kemampuannya di lapangan. Keahliannya banyak membantu Real Madrid dalam perjalanan mereka menuju Liga Champions ketiga berturut-turut.

Tidak ada keraguan bahwa Raphael Varane mengakhiri musim dengan rekam jejak terbaik di antara sisa bintang Prancis, atau pesaingnya termasuk Messi, Cristiano Ronaldo atau Luka Modric.

4 dari 4 halaman

Pengakuan Sempurna

Raphael Varane memiliki musim yang hampir sama seperti legendaris Fabio Cannavaro pada 2006 ketika ia memenangkan Ballon d 'Or. Dia adalah bek terakhir untuk memenangkan Ballon d'Or dan menjadi kapten Italia di Piala Dunia.

Seorang pemain yang konsisten dan luar biasa seperti Varane memiliki satu lagi trofi - Liga Champions dengan klubnya. Meskipun piala bukan alat sempurna untuk mengukur kontribusi individu dalam permainan tim, Varane memiliki kontribusi dan dampak yang sangat besar sepanjang musim.

Ini mungkin akan mematahkan hati banyak penggemar untuk tidak melihat Messi atau Ronaldo untuk memenangkan penghargaan. Dan, Varane adalah pemain yang sempurna untuk memecahkan monopoli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.