Sukses

Korsel dan Korut Jadi Pesaing Indonesia untuk Tuan Rumah Olimpiade 2032

Keinginan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 muncul setelah Indonesia dianggap sukses jadi tuan rumah Asian Games dan Asian Para Games.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir mengatakan, Korea Utara dan Korea Selatan mungkin menjadi pesaing Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Erick menuturkan Indonesia juga perlu membentuk tim khusus jika serius menjadi tuan rumah.

"Saya rasa mungkin persiapannya baru tahun depan ketika selesai Pemilu, baru kita bisa bentuk tim. Ini penting sekali karena negara-negara yang ingin jadi tuan rumah juga membentuk tim," kata Erick saat ditemui di Senayan, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

"Salah satunya Korsel dan Korut ingin mengambil momentum ini untuk jadi tuan rumah," ujar Erick menambahkan.

Keinginan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 muncul setelah Indonesia dianggap sukses menjadi tuan rumah Asian Games dan Asian Para Games tahun ini. Bukan cuma soal prestasi, dua event multi cabang itu dianggap sukses menyatukan bangsa Indonesia.

Erick pun menilai dengan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, hal serupa bakal terulang. Menurutnya, menjadi tuan rumah bukan semata-mata sekadar untung-rugi.

"Multi event ini diperlukan karena kalau tidak begini-begini aja. Perlu ada ledakan-ledakan untuk yang positif," ujar Erick.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Memaksakan

Kendati diprediksi berdampak positif, Indonesia menurut Erick tidak perlu memaksakan diri menjadi tuan rumah. Pasalnya, persiapan jangka panjang menuntut komitmen pemerintah yang menjabat pada tahun-tahun jelang Olimpiade 2032.

Selain kesiapan, Erick pun menuturkan, anggaran untuk Olimpiade akan jauh lebih besar daripada Asian Games. Untuk diketahui, anggaran Asian Games kabarnya mencapai sekitar Rp5,6 triliun.

"Kalau nanti pemerintah, 2030 atau 2029 tidak siap, ya jangan, karena daripada kita dipermalukan," kata Erick mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.