Sukses

Tim Sepak Bola Tanpa Kaki Berikan Harapan untuk Warga Palestina

Tim sepak bola yang berisi pemain dengan anggota tubuh tidak lengkap memberikan dukungan psikologis dan harapan bagi warga Palestina untuk lebih maju

Liputan6.com, Jakarta Palestina memang bukan negara yang berpartisipasi di Piala Dunia 2018. Kondisi negara tentu saja tidak memungkinkan mereka untuk mengikuti ajang sepak bola internasional ini.

Namun, demam sepak bola tidak begitu saja sirna di tengah konflik berkepanjangan yang dialami di sana. Buktinya, sebuah tim didirikan dan berisi mereka yang kehilangan anggota tubuhnya karena serangan Israel di Gaza.

Melansir New York Post pada Senin (2/7/2018), para pemain berumur dari 13 hingga 42 tahun. Sebagian besar dari mereka hanya memiliki satu kaki dan bermain sepak bola dengan bantuan kruk.

"Saya terlalu banyak duduk di rumah dan bersedih. Sekarang kami senang punya teman dan bisa bermain," ujar Ibrahim Khattab, pemuda 13 tahun yang kehilangan kaki kirinya di tahun 2014 ketika terjadi perang antara Israel dan militan Gaza. Saat itu, sebuah rudal Israel menghantam ketika dirinya sedang bermain sepak bola di luar rumahnya.

"Dia selalu putus asa, sekarang setelah dia bergabung dengan tim sepak bola, saya melihat dia memiliki harapan," kata ayahnya, Khaled.

"Dia biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya bermain gim di tablet," tambahnya.

Fouad Abu Ghalyoun, anggota komite Paralimpik Palestina mendapatkan ide dari sebuah pertandingan yang diadakan tahun lalu dan diikuti oleh tim amputasi dari Inggris dan Turki.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukungan Psikologis

Dalam waktu lima bulan setelah didirikan oleh komite tersebut, sekitar 16 pemain telah mendaftar.

"Dulu sulit untuk meyakinkan mereka dengan anggota tubuh yang diamputasi untuk maju. Saat ini, mereka memanggil kami untuk bertanya tentang waktu latihan," kata Abu Ghalyoun.

"Sepak bola adalah permainan yang disukai anak muda, jadi pertama itu menghibur dan kedua itu adalah semacam dukungan psikologis," katanya pada Reuters.

Pelatih Khaled Al-Mabhouh mengatakan, tim itu masih kurang kuat dalam melatih anggota tubuh yang dulunya pernah ada. Mereka masih kesulitan dalam menempatkan berat selama pertandingan.

Sebanyak 54 dari warga Palestina yang diamputasi setelah terluka karena tembakan Israel baru-baru ini di perbatasan Gaza, menyatakan minatnya untuk bergabung dalam tim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.