Sukses

SOROT BINTANG: Andres Iniesta, Penyihir Mungil Bernyali Besar

Andres Iniesta menjalani musim terakhir bersama Barcelona.

Liputan6.com, Jakarta - Teriakan dan aplaus menggema saat duel Barcelona dan Sevilla saat final Copa del Rey memasuki menit ke-88. "Jangan pergi Iniesta," seru pendukung kedua tim.

Andres Iniesta membalasnya dengan bertepuk tangan, sebelum meninggalkan lapangan untuk memberikan tempat bagi Denis Suarez di tim Barcelona.

Namun, Iniesta tidak kuasa menahan diri mendapat resepsi tersebut. Sosok berusia 33 tahun itu menitikkan air mata saat duduk di bangku cadangan.

Wajar jika laga di Estadio Wanda Metropolitano, Sabtu (21/4/2018), menjadi emosional. Pertandingan ini merupakan panggung terakhir Iniesta pada laga final.

Dan Iniesta menyambut momen tersebut lewat penampilan istimewa. Dia menunjukkan teknik tingkat tinggi ketika mencetak gol keempat Barcelona.

Ditambah dua gol Luis Suarez, plus masing-masing satu dari Lionel Messi serta Philippe Coutinho, El Azulgrana menghajar Los Rojiblancos 5-0. Iniesta pun mengangkat trofi ke-31 sepanjang kariernya bersama Barcelona. Dia jadi pemain Spanyol tersukses sepanjang masa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Petualangan Baru

Meski yang bersangkutan belum mengeluarkan pengumuman resmi, pecinta sepak bola Spanyol sadar Iniesta bakal meninggalkan Negeri Matador musim panas nanti.

Dia berniat berpetualang ke Tiongkok. Forbes melaporkan Iniesta sudah menandatangani kontrak tiga tahun dengan Chongqing Dongdai Lifan.

Kedatangannya ke sana bukan sekedar untuk bermain sepak bola. Iniesta juga berniat membantu bisnis wine miliknya, Bodega Iniesta, melebarkan sayap ke Negeri Tirai Bambu.

"Dia akan mengambil keputusan sulit. Dia bermaksud mengumumkan keputusannya pekan depan," kata ayah Iniesta, Jose Antonio.

3 dari 3 halaman

Kualitas Iniesta

Tidak seperti pemain Barcelona lainnya, Iniesta mendapat resepsi dari suporter. Penyebabnya tidak lain aksinya di Soccer City, Johannesburg, 11 Juli 2010.

Dia mencetak gol tunggal kemenangan Spanyol atas Belanda pada final Piala Dunia. Kontribusinya tersebut membantu La Furia Roja mengamankan titel paling bergengsi untuk kali pertama sepanjang sejarah.

Iniesta memang kerap bersinar di momen penting. Tidak heran jika kemudian sudah terpilih menjadi man of the match final Piala Dunia, Piala Eropa, dan Liga Champions.

Kemampuan tersebut membuat legenda sepak bola Skotlandia, Gordon Strachan, menyebut Iniesta sebagai pemain paling berani yang dilihatnya. Dia jelas tidak membicarakan nyali sosok berpostur 171 cm itu kala berduel memperebutkan bola. 

Strachan lebih menyorot karakter Iniesta yang selalu siap menerima umpan dari rekan dan membantu tim tetap menguasai si kulit bundar. Kualitas inilah yang membuatnya menjulang meski fisiknya mungil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.