Sukses

Sepatu Usang, Modal Ronaldo Jadi Pemain Terbaik Dunia

Cristiano Ronaldo lahir dari keluarga miskin di Portugal.

Liputan6.com, Madrid - Salah satu pemain terbaik dunia, Cristiano Ronaldo kembali menceritakan perjalanan kariernya yang penuh perjuangan. Ronaldo mengawali kesuksesannya dengan sepatu usang.

Ronaldo menjalani masa kecilnya di Funchal, Madeira, Portugal. Dia terlahir dari keluarga miskin, ibunya, Dolores, hanya seorang buruh cuci, sedangkan ayahnya, Jose Dinis bekerja menjadi kitman.

Ayah empat orang anak itu mengatakan, keluarganya sempat mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, membeli sepatu bola untuk Ronaldo saja, kedua orang tuanya tak mampu.

"Kami tak punya banyak uang saat itu. Hidup di Madeira kemudian menjadi tidak mudah bagi keluarga kami," kata Ronaldo, seperti diberitakan Marca.

"Saya biasa bermain menggunakan sepatu sepak bola lama peninggalan kakak saya atau saya meminjam sepatu dari sepupu saya. Ketika seseorang masih kecil, maka kalian tentu saja tidak terlalu memusingkan soal uang," ujar Ronaldo menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Dorongan Sang Ayah

Pria yang kini berusia 32 tahun tersebut melanjutkan, Jose Dinis, ayahnya, punya peran besar dalam kariernya. Jose Dinis terus menyemangati Ronaldo menjadi pemain sepak bola.

"Ayah saya adalah kitman di CF Andorinha. Dia terus mendorong saya untuk bermain bersama tim muda."

"Saya tahu bahwa hal tersebut akan membuatnya bangga jadi saya mengikuti kemauannya dan akhirnya menyukainya," ucap Ronaldo.

3 dari 5 halaman

Awal Perjalanan Karier Ronaldo

Pada tahun 1997, saat masih berusia 11 tahun, Ronaldo harus meninggalkan keluarganya, dia pergi jauh dari Funchal. Dia harus mewujudkan mimpi sang ayah, menjadi pemain sepak bola, dengan bergabung bersama akademi Sporting Lisbon.

"Sepak bola sudah memberikan saya segalanya. Tapi sepak bola juga membuat saya jauh dari rumah saat saya belum siap. Ketika berusia 11 tahun, saya harus meninggalkan pulau untuk belajar di akademi Sporting Lisbon. Itu merupakan keputusan sulit untuk saya," kata Ronaldo.

"Saya berpikir, sepertinya tidak mungkin orang tua bisa berkomunikasi dengan saya. Tapi itu adalah kesempatan saya untuk mengejar mimpi. Mereka mengizinkan saya pergi, tapi di akademi saya menangis setiap hari karena merindukan orang tua," ujarnya.

4 dari 5 halaman

Ronaldo Diremehkan

Selain rindu dengan orang tuanya, pria yang kini berusia 32 tahun itu sempat mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-teman di akademi Sporting Lisbon. Ronaldo juga mengaku sulit berkomunikasi.

"Saya masih di portugal, tapi rasanya seperti pindah ke negara lain. Aksen membuat bahasa menjadi berbeda, budaya juga beda," kata bintang Real Madrid tersebut.

"Saya ingat, saat pertama kali datang, ada seorang anak yang berteriak ke arah saya: 'Lihat yang dia lakukan? Dia seperti binatang'," ujar Ronaldo.

5 dari 5 halaman

Karier Cemerlang Ronaldo

Perjuangan dan air mata Ronaldo tak terbuang percuma. Bakatnya tercium Sir Alex Ferguson, manajer legendaris Manchester United (MU), pada 2003.

Sejak dibeli MU, nama Ronaldo melambung tinggi. Dia berhasil memenangkan Liga Champions dan trofi Ballon d'Or pertamanya bersama MU.

Enam musim bersama klub berjulukan Setan Merah tersebut, Ronaldo mencatatkan 292 penampilan di semua kompetisi. Dia berhasil mencetak 118 gol.

Pada 2009, Ronaldo bergabung dengan Real Madrid, hingga sekarang. Bersama Real Madrid, dia berhasil mencetak 411 gol dari 401 pertandingan di semua kompetisi.

Kariernya bersama Timnas Portugal pun tak kalah cemerlang. Dia mampu mempersembahkan trofi Piala Eropa pada 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.