Sukses

[KOLOM] Mago Mancio dan Menjulangnya Inter

Mancini sukses membuat Inter Milan tampil perkasa di Liga Italia musim ini.

Liputan6.com, Milan - Inter Milan berpesta. Kemenangan 4-0 di kandang Udinese, akhir pekan lalu, membuat mereka kembali memimpin klasemen Liga Italia Seri A dengan 36 poin. Di Piala Italia, Inter pun melenggang ke perempat final usai menghancurkan Cagliari 3-0, Rabu (16/12/2015).

Tampak langkah mereka begitu mulus, musim ini. Padahal, saat kompetisi dimulai, sulit dibayangkan Inter akan berprestasi sebaik ini. Apalagi dengan banyaknya pemain baru, sehingga memerlukan waktu membentuk orkestra tim. Lalu, apa rahasia menjulangnya Inter?

Inter tim Seri A dengan salah satu lini pertahanan terbaik hingga saat ini, dengan penampilan penjaga gawang yang memukau. Sebuah prestasi yang patut diacungi jempol.

Baca Juga

  • Sosok Ini Tak Memihak Rossi atau Lorenzo, Yamaha Juara
  • Tanpa Neymar, Barcelona Yakin Kalahkan Jawara Liga Champions Asia
  • Chelsea Terpuruk, Lampard Tuntut Mourinho Dipecat?

Pelatih Roberto Mancini membuktikan diri sebagai pelatih yang tepat untuk Inter. Meski melakukan beberapa rotasi, namun hasilnya terbilang positif hingga saat ini.

Setelah pertandingan tandang  melawan Udinese, Mancini kini dijuluki “Mago Mancio” (Mancio Si Tukang Sulap). Julukan ini diberikan karena Mancini berhasil memberikan sentuhan magisnya dalam perbaikan prestasi Inter paruh musim ini.

Mirip Herrera
Mancini menjawab julukan tersebut dengan senyum, sambil mengatakan, "Julukan Mago (Magician) hanya milik  Helenio Herrera.” Mago Herrera melatih Inter pada periode 1960-1968, kemudian 1973-1974.

Herrera bisa dibilang pelatih tersukses di Inter. Dia sukses membawa Inter menjuarai seluruh gelar juara kala itu, termasuk dua Liga Champions, yang dulunya bernama Piala Champions.

Herrera dikenal memiliki kemampuan luar biasa dalam meningkatkan performance pemainnya baik dari segi teknik ataupun psikologi.

Pelatih Inter Milan, Roberto Mancini memberikan komando kepada pasukannya dari pinggir lapangan (AP Photo/Felice Calabro')

Namun, memang sulit dimungkiri, Mancini telah membuat perbedaan berarti pada tubuh tim. Kapasitasnya baik secara teknik atapun sebagai motivator dari sisi psikologi sangat mengagumkan. Pembelian pemain yang dilakukan Inter  cukup tepat dengan campur tangan Mancini.

Inter yang di bursa pemain lalu, memboyong segudang pemain baru, menjadikan hal yang tidak mudah bagi pelatih untuk meracik formula terbaik. Apalagi dalam waktu relatif singkat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Kesatuan Tim



Jaga Kesatuan Tim
Namun Mancini berhasil merealisasikannya, tentu dengan kerja sama seluruh staf tim, juga profesionalitas pemain. Patut diacungi jempol bagaimana Mancini menjaga kesatuan timnya. Pemain baru dengan karakter yang berbeda-beda, mampu cepat beradaptasi hingga tercipta suasana harmonis dalam tubuh tim.

Tidak bisa dipungkiri bahwa hasil di lapangan merupakan kombinasi antara teknik yang tepat dan kapasitas pemain, serta tentunya juga  mentalitas yang pas. Dalam hal ini, faktor psikologi para pemain juga amat penting, sehingga pelatih juga dituntut memiliki kapasitas sebagai motivator ulung.

Ketika pemain memiliki rasa percaya diri tinggi, jauh dari stress, bermain dengan tenang dan konsentrasi tinggi, dengan target yang jelas, maka tentunya akan memberikan dampak positif dan mempengaruhi prestasi tim di lapangan.

Dan, itulah yang kini tengah dinikmati Inter. Mereka berada di puncak klasemen dengan 36 poin, unggul empat poin dari Fiorentina dan Nappli yang berada di posisi kedua. Sementara juara bertahan Juventus dan AS Roma berturut-turut berada di bawahnya, dengan selisih enam dan tujuh poin.

Ekspresi Mauro Icardi setelah mencetak gol ke gawang Chievo Verona dalam lanjutan Serie A Italia di Stadion Marc Antonio Bentegodi, Verona, Minggu (20/9/2015). (AFP Photo/Giuseppe Cacace)

Dengan hanya menyisakan satu laga sebelum Natal, bisa dipastikan Mauro Icardi dan kawan-kawan bisa berlibur dengan status capolista. Mereka berpeluang besar jadi Campione d'inverno alias juara paruh musim.

Bahkan, jika Inter dapat mempertahankan ritme, konsentrasi serta konsistensi, dengan perbaikan di semua lini, maka akan juga jadi salah satu kandidat terkuat peraih Scudetto 2015/16.

Memang, bukan perkara mudah menjuarai Seri A. Liga masih panjang Mancini  sendiri mengatakan terlalu dini berbicara mengenai Scudetto.  “Kami baru bisa bicara soal scudetto dengan yakin setelah 31 pertandingan,” ujarnya.

Namun, Mancini toh tetap percaya terhadap kapasitas tim untuk menjadi lebih baik dan tetap solid. Setidaknya, hingga saat ini, Inter mampu menunjukkan determinasinya, sebagai salah satu yang terbaik di Seri A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.