Sukses

Djadjang Ungkap Musuh Terberat Persib di Piala Presiden 2015

Persib Bandung keluar sebagai juara Piala Presiden 2015 setelah mengalahkan Sriwijaya FC 2-0 di final.

Liputan6.com, Jakarta Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman, bercerita banyak mengenai pengalamannya memimpin Maung Bandung di Piala Presiden 2015. Saat berkunjung ke Liputan6.com, Djanur--sapaan akrabnya--mengungkapkan lawan terberat di turnamen ini.

Persib keluar sebagai juara Piala Presiden setelah mengalahkan Sriwijaya 2-0 di babak final, Minggu (18/10/2015). Namun duel yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, itu ternyata bukan partai tersulit Maung Bandung.

"Yang paling menyulitkan kami itu adalah ketika bertemu Pusamania Borneo FC. Kami harus menang 1-0 di leg kedua untuk lolos ke babak selanjutnya," kata Djadjang saat berbincang-bincang di kantor Liputan6.com, Rabu (21/10/2015).

"Yang bikin khawatir adalah di babak pertama kami ketinggalan 0-1. Beruntung di babak kedua bisa membalikkan keadaan menjadi 2-1 dan berhak lolos ke semifinal," sambung mantan pelatih Pelita Jaya tersebut mengenang duel melawan PBFC.

Menurut Djanur, dari sisi materi pemain, Persib dan PBFC tidak jauh berbeda. Tim berjuluk Pesut Etam itu juga punya materi mentereng. Bahkan di Piala Presiden, Pusamania Borneo FC diperkuat striker terbaik Indonesia, Boaz Solossa.

"Mereka punya peluang lolos yang sama seperti kami dan juga materi pemainnya cukup bagus. Mereka punya Boaz juga kemarin," kata Djanur.

Duel Persib vs Pusamania Borneo FC sebenarnya tak hanya menyuguhkan drama di lapangan hijau. Di luar lapangan, perang urat syaraf antara coach Djadjang dan pelatih PBFC Iwan Setiawan juga ikut memanaskan persaingan kedua tim.

Di leg I yang digelar di markas PBFC, Persib menyerah 2-3. Namun dengan bantuan bobotoh, Persib akhirnya mampu berbalik unggul 2-1. Meski agregat 4-4, Persib pun berhak melaju ke babak semifinal setelah unggul produktivitas gol tandang.

"Sebenarnya saya ingin sekali membalas komentar Iwan usai pertandingan leg kedua. Tapi setelah pertandingan berakhir, niat itu hilang dengan sendirinya. Saya pikir psywar itu wajar di sepak bola. Apalagi komentar Iwan (Setiawan) sebenarnya justru membuat banyak bobotoh yang hadir ke Si Jalak Harupat," ujar Djadjang. (Ton/Rco)

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini