Sukses

Ricuh Piala Kemerdekaan, Pelatih Persis Kritik Kinerja Wasit

"Wasitnya ternyata berasal dari Jawa Timur. Harusnya, wasit berasal dari tempat netral seperti dari Jawa Barat,"

Liputan6.com, Solo - Pelatih Persis Solo, Aris Budi mempertanyakan kinerja wasit yang memimpin pertandingan timnya melawan Persinga Ngawi, Kamis 20 Agustus 2015. Duel Piala Kemerdekaan yang berlangsung di  lalu di Stadion Manahan, Solo itu sempat diwarnai kericuhan sebagai buntut ketidakpuasan terhadap pengadil lapangan.

Menurut Aris, wasit tidak berkompeten sehingga merugikan timnya. Puncaknya pada menit ke-87, wasit Kangiadi memberi hadiah penalti setelah pemain Persis terlibat duel udara dengan pemain Persinga. Staff pelatih Persis memandang, Kangiadi tidak perlu meniup peluit tanda pelanggaran, karena kontak antarpemain itu normal.

Tidak kuat menahan emosi, Aris tiba-tiba menyundul muka asisten wasit, Wulan Hadi. Ketika dihubungi Liputan6.com, mantan pelatih Persik Kediri mengakuinya. Dia beralasan naik pitam melihat performa pengadil.

Aris Budi

Wasit, menurut Aris telah melakukan kesalahan fatal dua kali. Kejadiannya sama-sama di kotak terlarang. Sebelumnya, pada menit 75, pemain Persis Solo, Johan Yoga dilanggar di kotak terlarang namun, wasit tidak menunjuk titik putih. Padahal pelanggaran tersebut terjadi di depan wasit.

"Saya benar-benar emosi melihat kepemimpinan wasit sehingga menanduknya," ucap Aris Budi, pelatih 39 tahun itu.

Aris juga menilai, wasit pertandingan seharusnya bukan berasal dari salah satu daerah tim yang bertemu. "Wasitnya ternyata berasal dari Jawa Timur. Harusnya, wasit berasal dari tempat netral seperti dari Jawa Barat," ujarnya.

Aris menegasakan siap bertanggung jawab atas perlakuan tidak terpuji terhadap wasit. "Saya mengakui, telah melakukan kesalahan. Saya siap disidang namun harus tetap didukung bukti-bukti kuat seperti video dan laporan pertandingan, untuk menunjukkan, wasit memang berat sebelah," beber Aris.

Belajar dari pengalaman itu, Aris meminta pengelola kompetisi Piala Kemerdekaan lebih profesional menunjuk perangkat pertandingan. Dia menduga, wasit pemimpin pertandingan kehilangan jam terbang cukup banyak.

"Ke depan, kualitas wasit masih perlu ditingkatkan. Jadi tidak ada kesalahan fatal lagi dalam mengambil keputusan Mungkin, mereka lama tidak memimpin pertandingan. Kelihatannya tidak ada penyegaran wasit seperti dilakukan PSSI pada semua perangkat pertandingan," Aris menambahkan. (Rjp/Rco)

Baca Juga:

Pedro Gabung Chelsea, Siapa 5 Pemain Baru Incaran MU?

Curhat Terakhir Coach Suharno: PSSI Harus Tetap Jalan

Bukti Tim Transisi Belum Siap Gelar Turnamen Piala Kemerdekaan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.