Sukses

Dana Bantuan dan Pilkada Sumbang PDB Terbesar

Konsumsi rumah tangga masih memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lebih dari separuh dari total Produk Domestik Bruto (PDB) yang menembus Rp 9.084 triliun pada 2013 dikontribusi oleh konsumsi rumah tangga. Ini terjadi karena derasnya bantuan pemerintah serta kegiatan pemilihan kepada daerah (pilkada) sepanjang tahun lalu.

Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, struktur PDB tahun lalu menurut pengeluaran, paling besar disumbang dari konsumsi rumah tangga dengan prosentase 55,82% dari Rp 9.084 triliun. Artinya jumlah itu sebesar Rp 5.071,1 triliun.

"Ada bantuan sosial dari pemerintah, seperti Bantuan Langsung Sementara (BLSM), penyaluran beras miskin (raskin) dan jumlah pilkada yang tercatat ada sebanyak 90 lebih kegiatan pilkada pada kuartal III 2013 atau lebih tinggi dibanding tahun lalu," ujarnya di kantor BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Dengan maraknya penyelenggaraan pilkada pada tahun lalu, tambah Suryamin, ikut mendongkrak konsumsi rumah tangga karena partai jor-joran membagikan kaos, makanan, dan lainnya. Ini sejalan dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Sementara itu, lanjut dia, pengeluaran konsumsi pemerintah hanya menyumbang 9,12% atau Rp 827,2 triliun dari total PDB Indonesia. Contohnya saja ada pengeluaran tunjangan kinerja bagi PNS seiring dengan reformasi birokrasi yang sedang digalakkan pemerintah.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) memberi kontribusi 31,66% senilai Rp 2.876,3 triliun, ekspor dengan nilai Rp 2.156,8 triliun atau 23,74% dan impor 25,74% mencapai Rp 2.338,1 triliun.

Di sisi lain, Suryamin menjelaskan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,78% pada 2013 ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berhasil tumbuh 5,28%, konsumsi pemerintah 4,87%, PMTB sebesar 4,71%, ekspor 5,30% dan impor bertumbuh 1,21%.

"PMTB memang turun karena merosotnya impor barang-barang modal, termasuk akibat kebijakan pengetatan dari pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Ini berpengaruh ke investasi (gedung, bangunan, pabrik dan alat lainnya)," tuturnya.

Sementara ekspor, kata Suryamin, membaik di akhir tahun seiring pemulihan ekonomi di China dan Amerika Serikat (AS). Tak heran bila Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan di kuartal IV senilai US$ 1,52 miliar.

"Ekspor naik salah satunya karena masih tingginya permintaan dan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah. Selain itu, impor juga turun," pungkas dia. (Fik/Ahm)


Baca juga:

BPS: Ekonomi RI Tumbuh 5,78% di 2013

Penghasilan Orang Indonesia Rp 100 Ribu per Hari di 2013

Kalau Dihitung Pakai Dolar AS, Penghasilan Orang RI di 2013 Turun


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.