Sukses

Tata Power Jual Semua Saham di Arutmin

Tata Power memutuskan untuk melepas kepemilikan salah satu lahan batu bara yang dimilikinya di Indonesia.

Gejolak larangan ekspor mineral mentah Indonesia mulai memberikan dampak. Tata Power memutuskan untuk melepas kepemilikan salah satu lahan batu bara yang dimilikinya di Indonesia.

Seperti dikutip dari VCCircle, Sabtu (1/2/2014) perusahaan tersebut menjual seluruh saham bagiannya sebesar 30% di PT Arutmin pada keluarga Bakrie seharga US$ 500 juta.

Padahal hampir 7 tahun lalu, Tata Power mengakuisidi dua blok tambang batu bara di Indonesia dari keluarga Bakrie seharga US$ 1,1 miliar.

Perusahaan pembangkit listrik swasta itu mengatakan harus menjual asetnya guna menaklukan berbagai tantangan dalam penyelesaian proyek pembangkit listrik ultra mega, Mundra.

Alasan lain karena perusahaan tersebut tengah mengalami kesulitan dana. Langkah itu juga dianggap dapat mengurangi beban utang yang tengah ditanggungnya.

Perusahaan asal India tersebut mengkonfirmasi bahwa Arutmin mulai menunjukkan banyak hambatan dalam produksi serta pendanaan yang goyah.

Meski demikian, Tata tetap melanjutkan pengelolaan satu aset lainnya yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC). Perusahaan lokal ini dianggap sebagai salah satu penambang batu bara terbesar di dunia. Transaksi penjualan Arutmin diperkirakan akan selesai pada tiga bulan ke depan.

"Skenario harga batu bara saat ini merupakan tantangan pada seluruh sektor pertambangan batu bara. Hasil penjualan saham Arutmin akan menyediakan dana tunai guna memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan. Kami tidak memprediksi adanya dampak pasokan batu bara pada pembangkit listrik kami. Itu karena saat inu kami masih berinvestasi di tambang-tambang KPC dan pasokan batu bara tetap ada sesuai dengan kesepakatan," terang Direktur Pelaksana Tata Power Anil Sardana.

Tata Power tercatat telah membeli saham ekuitas KPC dan Arutmin dari PT Bumi Resources Tbk milik keluarga Bakrie pada Maret 2006.

Sebagai bagian dari kesepakatan jual beli itu, Tata juga berjanji akan membeli sekitar 10 juta ton batu bara per tahun dari KPC. Langkah ini diambil guna mendukung berbagai proyek pembangkit listrik milik Tata di bagian barat India.

Bersama pada 2006, KPC dan Arutmin mampu memproduksi sekitar 53,5 juta ton batu bara dengan komposisi ekspor sebesar 95%. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.