Sukses

Chevron Bikin Bursa Saham AS Tertekan

Aksi jual di pasar negara berkembang memberikan sentimen negatif ke bursa saham AS sehingga memicu penurunan indeks saham.

Aksi jual di pasar negara berkembang memberikan sentimen negatif ke bursa saham Amerika Serikat (AS) sehingga memicu penurunan indeks saham pada Sabtu (1/2/104) pagi ini.

Indeks saham Dow Jones melemah 149,76 poin atau 0,94% menjadi 15.698,85. Indeks S&P 500 melemah 11,60 poin atau 0,65% menjadi 1.783,59. Indeks saham Nasdaq turun 19,25 poin atau 0,47% ke level 4.103,88.

Selama pekan ini, indeks saham Dow Jones telah turun 1,1%. Indeks saham S&P 500 merosot 0,4% dan indeks saham Nasdaq turun 0,6%.

Penurunan itu mendorong indeks saham mengalami penurunan terburuk pada Januari sejak Mei 2012. Pada Januari ini, indeks Dow Jones anjlok 5,3% dan indeks saham S&P 500 melemah 3,6%.

Penurunan persentase ini terburuk sejak Mei 2012. Sementara itu, indeks saham Nasdaq melemah 1,7%, dan mengalami penurunan terburuk sejak Oktober 2012.

Pada perdagangan saham akhir pekan ini, sektor saham energi dan consumer discreationary mengalami penurunan terbesar setelah rilis kinerja keuangan beberapa perusahaan yang mengecewakan.

Indeks saham S&P untuk sektor energi turun 1,5%. Indeks saham consumer discreationary turun 1,3%. Saham Chevron Corp dan Amazon.com telah menyeret indeks saham mengalami penurunan terbesar.

Saham Chevron turun 4,1% menjadi US$ 111,73. Pelaku pasar merespon negatif laporan kinerja perusahaan, yang melaporkan laba kuartal keempat turun 32%.

Sementara itu, saham Amazon.com turun 11% menjadi US$ 358,69 setelah perseroan memperingatkan investor tentang kerugian operasional karena biaya pengiriman naik pada kuartal ini. Kinerja perseroan juga meleset dari perkiraan pelaku pasar.

Pasar ekuitas global yang bingung dengan pasar prospek negara berkembang termasuk pertumbuhan ekonomi melambat di China telah mempengaruhi pelaku pasar.

Selain itu, keputusan The Federal Reserve, bank sentral AS pada pekan ini untuk terus menarik stimulus moneternya menambah kekhawatiran.

Sentimen dari pasar negara berkembang itu membuat pelaku pasar cemas. Hal itu terlihat dari indeks saham CBOE, yang mengukur tingkat kecemasan investor naik 34% pada Januari 2014. Kenaikan ini terbesar sejak Mei 2012.  Indeks saham CBOE Volatilitas atau VIX ini melonjak 6,5% pada Jumat pekan ini.

"Mengingat kekhawatiran terhadap pasar negara berkembang dan mata uang, saya pikir sebagian besar trader cenderung menutup buku mereka sehingga tidak menemui kejutan negatif pada awal pekan nanti," ujar Quincy Krosby, Market Strategist Prudential Financial, seperti dikutip dari laman Reuters.

Sebuah aksi jual di mata uang negara berkembang mendorong beberapa bank sentral untuk menaikkan suku bunga dan melakukan intervensi untuk mengurangi volatilitas. Akan tetapi investor khawatir hal itu tidak cukup untuk membuat pasar stabil.

Selain itu, sentimen lain yang memberikan tekanan dengan inflasi di zona Euro melambat menjadi 0,7% dan 0,8% pada Desember.

Volume perdagangan saham di bursa saham AS mencapai 7,8 miliar saham. Angka itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata harian sekitar 6,9 miliar saham.(Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini