Sukses

Janet Yellen akan Hadapi Kondisi Ekonomi Lebih Tenang?

Pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) Ben Bernanke akan menyerahkan posisi kepada Janet Yellen dalam situasi ekonomi normal.

Setelah delapan tahun menghadapi krisis ekonomi, Pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, Ben Bernanke akan menyerahkan posisi kepada penggantinya Janet Yellen di situasi ekonomi yang lebih normal.

Sebagai bukti itu, The Fed akan mengumumkan program penarikan dana stimulusnya (tapering) menjadi US$ 75 miliar pada Rabu waktu setempat. Penarikan dana stimulus sebesar US$ 10 miliar ini akan diumumkan dalam rapat bank sentral AS.

"Kami berharap penarikan dana US$ 10 miliar diumumkan Rabu, dan penarikan setiap US$ 10 miliar itu dilakukan pada pertemuan The Fed hingga 29 Oktober. Ketika pengurangan terakhir diperkirakan berlangsung," ujar Tony Crescenzi, Senior Portfolio Manager Pimco, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (29/1/2014).

Ben Bernanke akan mengakhiri masa tugasnya pada 31 Januari 2014. Posisinya akan digantikan Janet Yellen, yang menjadi wanita pertama menduduki posisi Gubernur Bank Sentral AS.

Meski demikian, trader mempertanyakan gejolak di pasar negara berkembang. Hal itu terkait  rencana bank sentral AS melanjutkan rencananya untuk memangkas pembelian obligasi. Namun sebagian besar pengamat berharap The Fed untuk terus melakukan rencana tersebut. Sementara itu, The Fed mengatakan, tapering tergantung pada kondisi ekonomi dan keuangan.

"Ambang batas untuk peningkatan dan penurunan tapering sangat tinggi karena bila mempercepat penarikan dana stimulus maka akan membawa harapan kenaikan suku bunga, dan The Fed akan hampir pasti tidak menginginkan hal itu, terutama dengan inflasi yang rendah. Sementara itu, pengurangan dana penarikan stimulus akan melawan semua alasan tapering," ujar Crescenzi.

Pengumuman hasil pertemuan The Fed akan diumumkan pada pukul 14.00 waktu setempat. Pernyataan The Fed akan menjadi kunci mengenai perekonomian AS. Apalagi badai salju yang terjadi telah mempengaruhi kegiatan ekonomi.

"Apakah mereka akan mencatat kegoyahan di pasar negara berkembang? Ini pertandingan yang sangat rumit. Mereka semua menyadari dampak pernyataan The Fed. Saya pikir pasar saham akan mengalami volatilitas sangat besar pukul 2 siang," tutur Cashin.

Pada pekan lalu, penjualan melanda di pasar negara berkembang. Hal itu dipicu dari rilis data manufaktur China menunjukkan kontraksi sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan global. (Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini