Sukses

Rupiah Tak Beranjak dari 12.100 per Dolar AS

Kurs rupiah masih tertekan setelah pelaku pasar bersiap menunggu hasil keputusan The Fed.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum kunjung membaik. Rupiah yang tertekan diiringi yield surat utang pemerintah bertenor 10 tahun melemah ke level terendah dalam empat pekan terakhir.

Pelemahan rupiah dan obligasi pemerintah terjadi setelah pelaku berspekulasi  Bank Indonesia akan menahan biaya pinjaman (borrowing cost) untuk menekan inflasi.

Data kurs Valas Bloomberg menunjukan nilai tukar rupiah turun 0,2% ke  level 12.128 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level 12.140 per dolar AS, atau terlemah sejak Maret 2009.

Sepanjang 2013, nilai tukar rupiah tercatat sudah ambruk hingga 21%.

Di pasar non delivered forward satu bulan, kurs rupiah juga melemah 0,2% ke level 12.105 per dolar AS. Rupiah di pasar kontrak diperdagangan 0,2% lebih kuat dibandingkan pasar spot dalam negeri.

"Rupiah terus  melemah setelah pasar bersiap jelang keputusan The Fed," ujar Pialang dari PT Bank Rakyat Indonesia, Fahrusin Haris Prastowo seperti dikutip lam Bloomberg, Selasa (17/12/2013).

Fahrudin menjelaskan, tingkat bunga obligasi pemerintah bergerak seiring cepatnya laju inflasi. Keputusan BI menahan tingkat suk ubunga acuan menunjukan keyakinannya bahwa rupiah dan yield obligasi bergerak moderat,.

Data Inter Dealer Market Association mencatat yield surat utang pemerintah yang berakhir Mei 2023 melemah 2 basis poin ke level 8,49% hingga pukul 9,38 WIB. Yile obligasi tersebut telah terpangkas 30 basis poin dalam 7 hari perdagangan. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.