Sukses

RI Tertinggal dari Malaysia & Thailand soal Industri Pangan Halal

Masyarakat Ekonomi Syariah (MEI) menyebutkan total nilai transaksi produk makanan halal di Asia mencapai US$ 400 miliar.

Masyarakat Ekonomi Syariah (MEI) menyebutkan total nilai transaksi produk makanan halal di Asia mencapai US$ 400 miliar, jauh lebih besar dibandingkan di benua lainnya. Hal tersebut karena benua ini memiliki populasi Umat Islam sangat besar.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah, Muhammad Syakir Sula mengatakan, besarnya potensi pasar makanan halal di dunia seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik pelaku industri makanan di Indonesia.

Sayangnya, dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia masih ketinggalan dalam pengembangan industri makanan halal.

"Pada 2011 nilai ekspor produk halal Thailand telah mencapai lebih dari US$ 5 miliar, sementara omset ekspor produk halal Malaysia sudah mencapai US$ 1,1 miliar di 2011. Sementara ekspor produk halal Indonesia ke Malaysia dan Thailand hanya sebesar US$ 200 juta," ujar Syakir ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/12/2013)

Selain makanan, Syakir menjelaskan, industri fashion musliman khususnya hijab juga terus mengalami peningkatan hingga 2014.

Banyaknya muslimah yang memakai hijab dalam beberapa tahun belakangan ini tidak lepas dari perkembangan yang terjadi di industri hijab itu sendiri.

Pada masa dahulu, hijab dapat ditemui dalam berbagai bentuk, corak dan warna. Fenomena tersebut memiliki dampak positif yaitu semakin banyaknya muslimah yang berani memakai hibah karena mereka masih tetap bisa tampil sekaligus menjalankan perintah agama.

Tidak mengherankan jika kalangan hijab terus menerus mengalami peningkatan. Kesadaran toko online di kalangan muslimah perkotaan berusia 20 tahunan membuka potensi kalangan syariah terus mengalami pertumbuhan.

"Seiring industri halal yang terus menjanjikan, maka bisa meningkatkan industri syariah. Kedua hal tersebut sangatlah berjalan dengan seimbang," tutupnya. (Dis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini