Sukses

Harga Minyak Cenderung Flat di Tengah Spekulasi Tapering The Fed

Harga minyak naik tipis merespons data ekonomi AS yang memicu spekulasi spekulasi The Fed bakal memangkas pembelian obligasi bulanan.

Harga minyak naik tipis merespons data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang memicu spekulasi Bank Sentral AS (The Fed) bakal memangkas pembelian obligasi bulanan US$ 85 miliar.

Seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (13/12/13), harga minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari 2014 naik tipis US$ 6 sen menjadi US$ 97,5 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Januari 2014 turun US$ 1,03 menjadi US$ 108,67 per barel.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah penduduk yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran pekan lalu tercatat meningkat kembali dari level terendah dalam tiga bulan ke level tertinggi dalam dua bulan.

Data tersebut menunjukkan klaim awal yang telah disesuaikan naik sebesar 68.000 menjadi 368.000 orang dalam pekan yang berakhir pada 7 Desember.

Selain itu, Departemen Perdagangan AS mengatakan, penjualan ritel dan jasa makanan untuk November meningkat 0,7%. Angka tersebut merupakan kenaikan terbesar dalam lima bulan dan menguat dari peningkatan 0,6% di awal bulan. Kondisi tersebut menjadi tanda pemulihan pertumbuhan ekonomi AS.

Dalam laporan terpisah Departemen Perdagangan juga menunjukkan data persediaan manufaktur dan perdagangan perusahaan AS naik 0,7% pada Oktober.

Para analis yakin, jumlah ritel akan mendukung ekonomi AS. Akan tetapi kenaikan harga minyak akan terbatas karena merebaknya kekhawatiran The Fed akan mulai menarik program stimulusnya. Kemungkinan besar langkah tersebut diambil pada pertemuan The Fed pada 17-18 Desember 2013. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.