Sukses

Jualan Pisang dan Pepaya, PTPN VIII Untung Rp 1 Miliar

PTPN VIII menargetkan laba Rp 1 miliar dari penjualan pepaya dan pisang hingga akhir Desember 2013.

PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) melakukan ekspor perdana buah pisang jenis Mas Kirana seberat 7.260 kilogram (kg) dengan nilai SG$ 5.445 dengan negara tujuan Singapura.

Sejak dirintis pada tahun 2012 lalu, luas area tanaman buah-buahan milik BUMN ini telah mencapai lebih dari 4 juta hektare (ha) dimana diarea tersebut ditanami buahan seperti pisang, pepaya, manggis, durian, alpukat, dan jenis buah lainnya. dari luas lahan tersebut, buah pisang memiliki area paling luas yaitu sekitar 1,3 ha.

Dari data yang dihimpun PTPN VIII, hingga Oktober 2013, tanaman pisang telah menghasilkan 93.297 kg dan buah pepaya sebanyak 3.742 kg yang dijual ke beberapa distributor seperti PT Sewu Segar Nusantara, PT Laris Manis Utama, PT Mandiri Sukses Pratama, PT Mulia Raya, PT Indored, PT Agromali, Koperasi Tani Kuno dengan pemasaran di seluruh Indonesia.

Dari kedua jenis buah tersebut, PTPN VIII menargetkan pencapaian laba mencapai Rp 1 miliar hingga akhir Desember 2013. Selain itu, pada 2016, perusahaan plat merah ini juga menargetkan dapat menjadi salah satu pelaku bisnis utama produk buah-buahan bernilai tinggi untuk dipasok ke Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.

"Apalagi saat ini pemerintah memberlakukan aturan pembatasan produk holtikultura untuk sejumlah komoditas buah-buahan. Tentu hal ini akan membuat pasar buah-buahan tropis, setidaknya untuk pasar dalam negeri akan semakin besar," ujar Direktur Utama PTPN VIII Dadi Sunardi, di Subang, Jawa Barat, Jumat (6/12/2013).

PTPN VIII juga terus berupaya menambah luas area tanaman buah-buahan dengan menargetkan pada 2017 luas areanya mampu mencapai 18.214 ha.

Nantinya penanaman buah-buahan akan dilakukan disela-sela tanaman pokok seperti teh, karet dan sawit, termasuk pada lahan-lahan cadangan dan lahan yang akan dikonversikan dari sebelumnya merupakan tanaman teh yang saat ini sudah tidak mampu menghasilkan produktivitas tinggi akibat menurunnya daya dukung lahan dan ketidaksesuaian lahan untuk komoditas teh tersebut.

"Pengembangan komoditas buah-buahan ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan perusahaan melalui optimalisasi lahan, maka manajemen menangkap peluang adanya potensi pasar yang demikian besar terhadap kebutuhan akan buah-buahan, baik pasar lokal maupun pasar luar negeri," tandasnya. (Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini