Sukses

Tiga Penyebab Orang Indonesia Malas Berhemat BBM

Sudah banyak wacana program penghematan energi dirancang pemerintah, namun tak satuun yang sukses. Apa masalahnya?

Berbagai upaya penghematan energi khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terus digodok pemerintah, sayangnya hingga saat ini tak ada satupun yang berhasil. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan ada tiga hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program hemat energi.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyan menyebutkan kendala pertama dalam pelaksanaan penghematan energi adalah kesadaran masyarakat yang masih minim. Padahal energi yang saat ini dinikmati harus dihemat untuk generasi mendatang.

"Kalau di meja saya nomor satu adalah kesadaran, menghemat energi sangat penting untuk kedepannya, kalau masif akan terasa," kata Rida, disela Seminar Nasional Konservasi Energi di Balai Kartini, di Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Kendala kedua yang harus dicermati adalah teknologi. Dengan penggunaan tehnologi yang  tepat, pemerintah yakin upaya penghematan energi dapat terwujud. Sebagai ilustrasi adalah penggunaan lampu pijar yang diganti dengan lampu LED.

"Masalah ketergantungan terhadap tehnologi, efisiensi energi bagaimana menggunakan tehnologi lebih canggih," tuturnya.

Terakhir, upaya penghematan energi senantiasa menghadapi persoalan skema pendanaan. Menurut Rida, penyedia jasa keuangan selama ini tidak jelas dalam memberikan pendanaan untuk proyek-proyek penghematan energi.

Sudah lama ada green banking, dana bergulir, belum berjalan, cuma wait and see belum ada, kami lihat (pameran) exponya ada, tapi belum seperti yang diharapakan, kaya ragu-ragu kenapa ragunya? Please kasih saya masukan karena penting sekali konservasi ini," ungkapnya

Dengan ketidakjelasan pendanaan ini, Rida mengakui banyak proyek yang memanfaatkan EBT justru berjalan di tempat. "Untuk panasbumi tanda tangan kontrak sudah, nyalanya kapan? Tujuh tahun kemudian," pungkasnya.(Pew/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini