Sukses

Miliarder China Paling Suka Larikan Duitnya ke Luar Negeri

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, China menjadi pusat perpindahan kekayaan terbesar dan tercepat di dunia.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, China menjadi pusat perpindahan kekayaan terbesar dan tercepat di dunia. Tak hanya aset, orang-orang kaya di China juga terbukti senang menetap di luar negeri dan menanamkan modal di negara tujuannya.  

Seperti dikutip dari CNBC, Selasa (26/11/2013), aset berjumlah ratusan miliar dolar dan sejumlah miliarder meninggalkan China dan beralih ke negara-negara tujuan investasi lain. Hal itu dibuktikan dari sejumlah penelitian perusahaan konsultasi dan analisa keuangan di beberapa negara.

Menurut WealthInsifht, penduduk kaya China sekarang memiliki sekitar US$ 658 miliar aset di luar negaranya. Sebaliknya, Boston Consulting Group menemukan jumlah yang lebih kecil yaitu sekitar US$ 450 miliar. Namun perusahaan tersebut memprediksi investasi asing para pengusaha China dapat meningkat hingga dua kali lipat dalam tiga tahun ke depan.

Sementara itu, sebuah studi dari Bain Consulting menemukan setengah dari masyarakat super kaya di China telah berinvestasi di luar negeri. Orang super kaya di China dikategorikan sebagai miliarder yang memiliki kekayaan di atas US$ 16 juta.

Tak hanya itu, sebuah penelitian yang dilakukan Hurun dan Bank Sentral China menemukan lebih dari setengah miliarder di negaranya tengah berupaya pindah tempat tinggal. Sementara miliarder lainnya telah pindah dan menetap di sejumlah negara lain.

Para pakar keuangan menilai, aksi pemindahan aset dan investasi tersebut ditujukan para miliarder China untuk melindungi kekayaan, kesehatan dan keluarganya. Tingginya tingkat korupsi di China membuat para pengusaha kaya mencari tempat investasi yang lebih aman di luar negaranya.

Selain itu, para miliarder juga berupaya mencari lingkungan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Pendidikan dan udara yang lebih sehat menjadi prioritas para orang kaya di China.

"Tak peduli karena ketidakstabilan politik atau kurangnya peluang memperoleh pendidikan, atau polusi di kota-kota besar, semuanya dapat menjadi faktor yang menyebabkan orang-orang berduit di China mencari peluang untuk berinvestasi dan menetap di negara lain," ungkap perwakilan dari Association to Invest in the USA, Peter Joseph.

Di sisi lain, para analis menilai perpindahan aset dan migrasi miliarder merupakan konsekwensi wajar dari peningkatan kekayaan.

Meski begitu, analis ekonomi di WealthInsight, Oliver Williams mengatakan, kekayaan China yang berada di luar negeri masih berjumlah sekitar 13%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata global yang berkisar antara 20%-30%.

Sayangnya, masih banyak kekayaan orang China yang dialihkan ke luar secara ilegal. Pasalnya, China sangat tertutup dalam pengelolaan modal negara.

Tak hanya itu, penduduk China juga dilarang untuk menanamkan modal lebih dari US$ 50 ribu di luar negeri. Sementar itu, data akurat tentang berapa banyak uang yang mengalir ke luar China masih belum jelas.

Namun tingginya angka pembelian penduduk kaya China menunjukkan angka investasinya bisa jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan pemerintah.

Menurut National Association of Realtors, para investor kaya di China tercatat membeli properti hunian bernilai lebih dari US$ 8 miliar di Amerika Serikat (AS). Artinya, saham China untuk pembelian properti hunian asing telah melonjak hingga 50% sejak 2011.

Salah satu wanita terkaya di China, Zhang Xin diketahui telah membeli properti hunian sejumlah US$ 26 juta.

Penduduk kaya di China juga menyebarkan banyak uang di luar negeri untuk membeli karya seni. Miliarder Wang Jianlin misalnya, lewat perusahaannya, dia telah membeli lukisan senilai US$ 28 juta. Tak hanya itu, anggur dan berlian juga menjadi salah satu aset yang diminati orang kaya China. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini