Sukses

Pertama Kalinya, Buah Manggis RI Bakal Masuk Pasar Selandia Baru

"Mereka kan sudah banyak menikmati ekspor daging ke kita, jadi seharusnya dia juga mengimpor produk pangan kita," kata Mentan Suswono.

Untuk pertama kalinya, Indonesia akan mengeksor buah manggis ke Selandia Baru. Kerjasama perdagangan ini terbuka setelah keluarnya izin dari pemerintah Selandia Baru yang merestui ekspor  komoditas manggis Indonesia ke negara tersebut.

"Selama ini manggis kita memang belum pernah masuk ke Selandia Baru, dan baru sekarang ini. Mereka sudah welcome dengan manggis kita artinya sudah disetujui dari sisi keamanan pangan sesuai dengan prosedur negara itu," kata Menteri Pertanian Suswono usai acara Peluncuran Sign On (SSO) Karantina dan Layanan Elektronik Perizinan Terintegrasi dalam rangka INSW di Jakarta, Senin (18/11/2013).

Suswono menilai Selandia Baru memang sudah seharusnya membuka pintu gerbang perdagangan bagi produk pangan Indonesia karena negara penghasil susu tersebut sangat banyak menikmati perdagangan ekspor daging ke Indonesia. Meski diakui, Selandia Baru untuk saat ini baru mengizinkan masuknya produk manggis ke negara tersebut.

Pemerintah Negeri Kiwi ini berjanji akan memberikan lebih banyak kemudahan bagi produk pangan Indonesia jika ekspor manggis kali ini bisa diikuti dengan upaya mempertahankan standar yang berlaku.

"Mereka kan sudah banyak menikmati ekspor daging ke kita, jadi seharusnya dia juga mengimpor produk pangan kita, supaya balance. Dan untuk sementara ini baru manggis," ucapnya.

Ke depan, Suswono berjanji bakal berjuang meloloskan komoditas pangan lain untuk masuk pasar Selandia Baru. Diantara sejumlah komoditas tersebut, buah salak dan mangga diharapkan segera menyusul manggis masuk ke pasar Selandia Baru.

"Potensi ekspor salak dan mangga ke sana cukup besar, makanya ini yang nanti kami bahas dalam pertemuan berikutnya dalam sesi working group. Saya harap mereka bisa menerima komoditas ini," papar dia.

Tak hanya ekspor manggis, Selandia Baru juga berjanji bakal memberikan pelatihan peningkatan kapasitas dengan memberikan pelatihan kepada tenaga kerja Indonesia untuk berlatih di negaranya. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.