Sukses

Neraca Perdagangan RI Bakal Defisit US$ 8 Miliar

Wamendag menyatakan Indonesia harus melakukan langkah fundamental dalam mengatasi impor Migas.

Perdagangan Indonesia hingga akhir tahun diperkirakan masih bakal berada dalam kondisi defisit. Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan defisit neraca perdagangan akhir 2013 bakal berada meningkat ke level US$ 6 miliar sampai US$ 8 miliar.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamukti memperkirakan defisit itu akan terus bertahan hingga akhir tahun bahkan bakal meningkat lebih tinggi.

"Dengan memperhatikan pola pertumbuhan ekspor maupun impor hingga September 2013 dan pola triwulan IV selama 2 tahun terakhir, maka defisit neraca perdagangan diperkirakan akan berkisar US$ 6 miliar-8 miliar," ungkap Bayu di Gedung Kementerian Perdagangan, Rabu (6/11/2013).

Dengan tak ada perubahan neraca perdagangan hingga saat ini, Bayu menilai kebijakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada bulan Juni lalu belum memperlihatkan pengaruhnya.

"Saya cek tidak ada penambahan kilang, tapi impor minyak mentahnya tinggi, kan ini harus diolah tidak langsung dipakai seperti impor BBM. Dari Januari hingga September saja impor BBM hanya 1,2%, secara keseluruhan impor BBM kecil. Ini kami harus cermati. Ekspornya crude turun 15%, tapi impor crude naik 29,3%," tegas Bayu.

Untuk mengatasi permasalahan defisit neraca perdagangan akibat neraca Migas, Wamendag mengusulkan perlunya langkah fundamental salah satunya diversifikasi energi minyak ke energi lain.

"Dengan tingkatkan penggunaan biofuel, saat ini sudah 67%, dan kita harapkan ada yang lain, seperti energi air, matahari, angin, investasi dibidang itu cukup besar," kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu mengumumkan neraca perdagangan pada September 2013 mengalami defisit US$ 657,2 juta.

Angka tersebut berasal dari defisit neraca migas sebesar US$ 1,2 miliar dan non Migas mengalami surplus US$ 496,8 juta. Secara kumulatif neraca perdagangan selama Januari hingga September 2013 defisit US$ 6,26 miliar dengan surplus non migas US$ 3,48 miliar dan neraca migas defisit US$ 9,74 miliar. (Yas/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini