Sukses

Pasar Emas Lebih Takut Utang AS Ketimbang `Shutdown`

Isu debt ceiling (pagu utang) Amerika Serikat berdampak lebih besar dari pada penghentian sementara operasional pemerintah Amerika Serikat.

Analis Barclays menilai, penghentian sementara sebagian operasional pemerintah (shutdown) Amerika Serikat memiliki dampak terbatas pada emas. Akan tetapi perdebatan mengenai pagu utang (debt ceiling) menjadi cerita lain yang lebih menakutkan.

Pemerintah dan kongres AS harus sudah menyepakati batas utang baru pada 17 Oktober 2013 ini, jika tidak pemerintah AS tidak bisa membayar utang-utangnya. Rasio utang AS saat ini mencapai 73% dari PDB, dan pemerintah harus menaikkan batas utang baru jika tidak mau mengalami gagal bayar.

"Ekonom kami mempertahankan pandangan plafon utang akan dinaikkan pada 17 Oktober 2013. Mereka mencatat risiko lebih besar, jika plafon utang tidak dinaikkan," tulis Barclays dalam ulasannya, pada akhir pekan ini.

Perdebatan plafon utang itu menimbulkan risiko terbalik untuk emas. Perdebatan plafon utang pada 2011 lalu mendorong aksi beli. Demikian mengutip Kitco.com, Minggu (6/10/2013).

Harga emas tidak menarik untuk investasi safe heaven (aman), meski sebagian operasional pemerintah Amerika Serikat telah ditutup sejak Selasa. Hal itu karena kebuntuan antara partai Republik dan Demokrat atas pembicaraan mengenai anggaran. "Secara keseluruhan, reaksi emas terhadap shutdown telah sejalan dengan reaksi pada masa lalu," tulis riset Barclays.

Barclays mencatat, respons pasar terhadap harga emas sejak shutdown pada 1976, rata-rata harga emas telah meningkat moderat 0,3% pada hari pertama (1/10/2013). Selasa, harga emas turun 3,1%. Sebelum shutdown, rata-rata harga emas telah turun 0,4%. Saat ini, harga emas turun 1,4%.

"Durasi lamanya shutdown pemerintah telah bervariasi dari satu hari sampai 21 hari, dengan kenaikan harga emas rata-rata naik 0,1%. Pergerakan harga emas bervariasi dari turun 3,1% hingga naik 0,9%," tulis riset Barclays.

Sebaliknya, sebelum perdebatan utang pada 2011 lalu, harga emas mengalami reli dari di bawah US$ 1.500 per ounce pada awal Juli 2011 hingga hampir US$ 1.800 pada Agustus sebagai daya tarik safe heaven.

"Jadi, sementara isu shutdown Amerika Serikat belum positif untuk mendorong harga. Akan tetapi risiko plafon utang kembali mendorong minat orang untuk beli emas. Para ekonom percaya krisis saat ini melanjutkan resolusi untuk mengurangi kemungkinan krisis politik baru atas plafon utang," tulis riset Barclays. (Amh/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini