Sukses

18 Perusahaan Gabung di Bursa Timah Indonesia

Sebanyak 18 perusahaan timah tercatat telah memperdagangkan komoditas mereka pada Bursa Komoditi Derivatif Indonesia.

Sebanyak 18 perusahaan timah tercatat telah memperdagangkan komoditas mereka pada Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) atau Bursa Timah Indonesia, menurut keterangan tertulisnya, Kamis (26/9/2013) ini.

Adapun nama-nama perusahaan tersebut antara lain H Monde d/h 3H Co., Ltd, Daewoo International Corporation, Great Force Trading, Purple Product Pvt Ltd, Toyota Tsusho Corporation, Westin Trade Global Limited, Indometal (London) Limited.

Kemudian Uni Bros Metal Pte Ltd, Gold Matrix Resources Pte Ltd, Noble Resources International Pte Lt, Eunindo Usaha Mandiri, PT Prima Timah Utama, PT Inti Stania Prima, PT Mitra Stania Prima, PT Timah Tbk, PT Refined Bangka Tin, PT Tambang Timah, PT Arsari Tambang PT d/h Comexindo International.

Kepala Biro Analisis Pasar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Mardjoko, mengatakan prinsip perdagangan melalui bursa adalah perdagangan bebas dan adil dimana semua pihak,  baik penjual maupun pembeli, bebas bertransaksi tanpa ada pembatasan.

"Transaksi juga dapat dilakukan secara multilateral dimana banyak penjual dan pembeli, sehingga tidak ada pihak yang melakukan praktek monopoli," tegas Mardjoko dalam keterangan tertulis Kementerian Perdagangan.

Penyelenggaraan Bursa Timah oleh Bursa Berjangka, menurut Mardjoko, lebih aman dan terpercaya karena didukung Lembaga Kliring Timah sebagai lembaga penjaminan dan penyelesaian transaksi timah.

Selain itu, Lembaga Kliring Timah, Kelembagaan Pergudangan (PT BGR) dan Lembaga Surveyor (PT Sucofindo dan Surveyor Indonesia) juga membantu memastikan barang timah yang disimpan dan diperdagangkan telah sesuai  dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan dalam kontrak fisik timah.

Perdagangan timah di Bursa Timah telah mengambil peran sebagai  price maker dan diharapkan dengan terbentuknya harga di Bursa Timah Indonesia tersebut kedepannya akan menjadi harga referensi Timah dunia.

Sejak dilakukan peluncuran perdana oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan pada 30 Agustus 2013, harga timah batangan saat ini telah naik 7,3%.

Perhitungan kenaikan ini berdasarkan harga per 20 September 2013 yang mencapai US$ 23.195 per ton dibandingkan dengan harga saat peluncuran per 30 Agustus 2013.

Berdasarkan perkembangan harga rata-rata mingguan timah batangan selama September ini, kecenderungannya terus meningkat secara berturut-turut yaitu pada minggu ke-1 (2-6 September) harga US$ 21.896 per ton; minggu ke-2 (9-13 September) US$ 22.840 per ton ; dan minggu ke-3 (16-20 September) sebesar US$ 22.969 per ton.


Pada  21 September 2013 telah dilakukan pengapalan ekspor timah perdana pascapeluncuran perdagangan timah melalui bursa sebanyak 150 ton senilai USD 3,4 juta melalui Pelabuhan Pangkalan Balam, Provinsi Bangka Belitung. Tujuan negara ekspornya yaitu Belanda, Amerika  Serikat, Jepang, dan Singapura.

Pengapalan ekspor timah selanjutnya dilaksanakan pada 25 September 2013. Sebanyak 250 ton timah dengan nilai ekspor US$ 5,5 juta akan dikapalkan melalui pelabuhan Muntok, Provinsi Bangka Belitung dengan negara tujuan antara lain Jepang,  China dan Singapura. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.