Sukses

1,5 Juta Pekerja Perajin Tahu Tempe Nganggur

Tak cuma menyebabkan kerugian materi, aksi mogok perajin tahu tempe membawa konsekuensi lain bagi pekerjanya.

Tak cuma menyebabkan kerugian materi, aksi mogok perajin tahu tempe membawa konsekuensi lain. Sebanyak
1,5 juta pekerja langsung di sektor pangan ini harus menganggur selama aksi mogok berlangsung sejak Senin (9/9/2013) sampai Rabu (11/9/2013).

Ketua Umum Gabungan Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syaifuddin, mengatakan 1,5 juta pekerja tersebut merupakan mereka yang langsung berkecimpung memproduksi tempe dan tahu di Indonesia.

"Kan satu usaha itu yang bekerja mulai dari 3 orang sampai 15 orang," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (9/9/2013).

Dia mengungkapkan saat ini, jumlah perajin tahu tempe seluruh Indonesia mencapai 115 ribu pengusaha. Perajin tersebut memiliki skala usaha mulai dari kecil sampai menengah.

Jumlah pekerja yang terlibat dalam perajin tempe tahu mulai dari 3 orang sampai 15 orang per usaha. Selama ini, perajin kebanyakan merupakan usaha keluarga yang masih melibatkan kerabatnya sebagai pekerja.

Sebab itu, tutur dia, jika menyangkut apakah pekerja harus kehilangan pendapatan mereka ini tidak menjadi masalah. Selama ini perajin menerapkan sistem kekeluargaan alias bagi sama rata untuk pendapatan yang diperoleh.

Bagi perajin yang mempekerjakan orang lain, juga dinilai tak ada kendala masalah soal pembayaran gaji selama 3 hari aksi mogok berlangsung karena sudah diambil langkah persiapan dan atas persetujuan pekerja.

Seperti diketahui, perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia menggelar aksi mogok produksi dan berdagang sejak Senin (9/9/2013) ini sampai Rabu (11/9/2013) nanti.

Asep Nurdin, Ketua Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Barat mengatakan aksi mogok berlangsung sejak hari ini mulai pukul 00.00 WIB.

"Kita tidak mau seperti ini karena kita rugi tapi bagaimana lagi, pemerintah kita ajak rapat tak digubris,  jadi kita mogok," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (9/9/2013).

Dia mengatakan aksi demo berlangsung di seluruh wilayah di Indonesia. Mogok dilakukan perajin maupun pedagang yang sehari-hari menjajakan pangan pokok.

Asep mengaku aksi mogok ini sangat merugikan perajin maupun pekerjanya . Namun ini harus mereka lakukan untuk menggugah hati pemerintah memperhatikan nasib mereka.(Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.