Sukses

Importir Janji Pilih Kedelai Lokal Jika Pasokan Cukup

Importir minta pemerintah serius membenahi permasalahan komoditas yang tengah menjadi sorotan belakangan ini karena harganya yang melonjak.

Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) meminta pemerintah serius membenahi permasalahan komoditas yang tengah menjadi sorotan belakangan ini karena harganya yang melonjak.

Direktur Eksekutif Akindo Yus'an mengingatkan jika selama ini untuk memenuhi kebutuhan kedelai di dalam negeri sebagian besar ditopang dari impor. Kondisi ini membuat saat terjadi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak pada harga kedelai.

"Pelemahan nilai tukar itu di luar kendali. Mau tidak mau pemerintah harus buat kebijakan moneter stabilkan rupiah," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/9/2013).

Untuk menghindari terjadinya lonjakan harga seperti ini lagi, menurut dia, pemerintah harus benar-benar memikirkan program jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap komoditas impor seperti kedelai.

"Pemerintah harus membuat program jangka panjang untuk meningkatkan produksi di dalam negeri. Harus ada penataan yang akurat supaya jangan terjadi seperti kasus daging," lanjutnya.

Program jangka panjang yang dimaksud seperti serius menyediakan lahan pertanian kedelai, membenahi bibit, irigasi, infrastruktur, peningkatan kualitas pertanian dengan melakukan research dan lain-lain.

Selain itu, pemerintah juga harus harus bisa turun langsung membantu kelangsungan usaha perajin bahan baku kedelai, seperti tempe dan tahu.

Caranya dengan mengecek peralatan produksi, sistem kebersihan yang steril, penyuluhan, packaging serta berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan.

"Harusnya langkah nyata ada tapi itu di pemerintah bukan swasta. Seperti lahan dan irigasi, ini domain Kementerian Pertanian. Sehingga ada keberpihakan pemerintah untuk melindungi para petani," jelasnya.

Bila produksi dalam negeri telah mencukupi kebutuhan, menurut Yus'an, bukan tidak mungkin para importir kedelai ini akan beralih kepada petani lokal.

"Nanti kan importir bisa membeli kedelai dari petani. Yang penting ketersediaan lahan dan bibit unggul jadi kunci, sehingga produk kedelai lokal bisa diserap oleh pengrajin, jadi tidak hanya untuk dicampur. Pemerintah harus mendorong itu," tandas dia. (Dny/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini