Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan impor Indonesia pada Juli 2013 naik 11,40% menjadi US$ 17,42 miliar dibanding Juni 2013. Sedangkan impor Januari-Juli ini turun 0,86% menjadi US$ 111,83 miliar dari periode sebelumnya tahun lalu.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, nilai impor pada bulan ketujuh ini yang mencapai US$ 17,42 miliar mengalami peningkatan 6,50% dari periode yang sama 2012 sebesar US$ 16,35 miliar.
"Impor non migas Indonesia hingga Juli 2013 tercatat sebesar US$ 85,58 miliar atau turun 3,41% dibanding Januari-Juli 2012. Masih dikontribusi impor mesin dan peralatan mekanik US$ 15,83 miliar serta US$ 11,32 miliar untuk impor mesin dan peralatan listrik," jelasnya saat paparan inflasi di kantornya, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Impor tersebut berasal dari tiga negara, antara lain China yang mendominasi impor ke Indonesia hingga US$ 17,44 miliar dengan pangsa pasar 20,38%. Disusul Jepang sebesar US$ 11,49 miliar atau pangsa pasar 13,43%.
"Serta Thailand di posisi ketiga sebagai negara pengimpor dengan nilai US$ 6,75 miliar atau 7,88%. Thailand sudah menduduki posisi tersebut dua bulan berturut-turut dengan impor kendaraan bermotor dan barang pertanian," terang Suryamin.
Sementara impor non migas ke ASEAN mencapai US$ 18,54 miliar dan Uni Eropa US$ 8,33 miliar. Pangsa pasar masing-masing negara sebesar 21,66% dan 9,37%.
Di sisi lain, Suryamin menyebut, ekspor Juli 2013 mencapai US$ 15,11 miliar atau naik tipis 2,37% dibanding periode sebelumnya. Dan mengalami penurunan 6,07% bila dibandingkan Juli 2012 yang lebih tinggi sebesar US$ 16,09 miliar.
"Ekspor Januari-Juli 2013 tercatat US$ 106,18 miliar atau merosot 6,07% (YoY) dan ekspor non migas turun 2,66% menjadi US$ 87,57 miliar ketimbang periode yang sama 2012," tandas dia. (Fik/Igw)
Kepala BPS Suryamin mengatakan, nilai impor pada bulan ketujuh ini yang mencapai US$ 17,42 miliar mengalami peningkatan 6,50% dari periode yang sama 2012 sebesar US$ 16,35 miliar.
"Impor non migas Indonesia hingga Juli 2013 tercatat sebesar US$ 85,58 miliar atau turun 3,41% dibanding Januari-Juli 2012. Masih dikontribusi impor mesin dan peralatan mekanik US$ 15,83 miliar serta US$ 11,32 miliar untuk impor mesin dan peralatan listrik," jelasnya saat paparan inflasi di kantornya, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Impor tersebut berasal dari tiga negara, antara lain China yang mendominasi impor ke Indonesia hingga US$ 17,44 miliar dengan pangsa pasar 20,38%. Disusul Jepang sebesar US$ 11,49 miliar atau pangsa pasar 13,43%.
"Serta Thailand di posisi ketiga sebagai negara pengimpor dengan nilai US$ 6,75 miliar atau 7,88%. Thailand sudah menduduki posisi tersebut dua bulan berturut-turut dengan impor kendaraan bermotor dan barang pertanian," terang Suryamin.
Sementara impor non migas ke ASEAN mencapai US$ 18,54 miliar dan Uni Eropa US$ 8,33 miliar. Pangsa pasar masing-masing negara sebesar 21,66% dan 9,37%.
Di sisi lain, Suryamin menyebut, ekspor Juli 2013 mencapai US$ 15,11 miliar atau naik tipis 2,37% dibanding periode sebelumnya. Dan mengalami penurunan 6,07% bila dibandingkan Juli 2012 yang lebih tinggi sebesar US$ 16,09 miliar.
"Ekspor Januari-Juli 2013 tercatat US$ 106,18 miliar atau merosot 6,07% (YoY) dan ekspor non migas turun 2,66% menjadi US$ 87,57 miliar ketimbang periode yang sama 2012," tandas dia. (Fik/Igw)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.