Sukses

Perajin Tahu Tempe Tuding Harga Kedelai Mahal Akibat Spekulan

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dituding bukan satu-satunya penyebab harga kedelai mahal.

Pengrajin tahu dan tempe tengah bergelut dengan tingginya harga kedelai di pasaran. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dituding bukan satu-satunya penyebab harga kedelai mahal.

Asep Nurdin, Ketua Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Barat menuturkan, ada dua penyebab harga kedelai yang merupakan bahan utama pangan tahu tempe bisa naik tinggi seperti saat ini.

"Jadi bukan hanya karena dolar naik saja tapi ada spekulan yang berasal dari importir yang main di stok," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, baru-baru ini.

Dia menjelaskan, para spekulan yang merupakan importir tersebut bermain seolah-olah kedelai langka dan sulit didapatkan di pasaran. Di sisi lain, pemerintah tidak memiliki data stok kedelai yang pasti di dalam negeri.

Padahal, Asep menduga, stok kedelai saat ini masih aman-aman saja. Isu jika pasokan kedelai langka disangsikan karena importir dinilai selama ini dengan mudah bisa mendapatkan kedelai melalui impor.

Dia menyebutkan ada 4 stok yang dimiliki importir, yakni stok yang sudah diperdagangkan, di gudang, yang masih dalam perjalanan dan stok sesuai kontrak. "Jadi tidak mungkin habis (pasokan), importir kan punya kontrak," tutur dia.

Perajin tahu dan tempe pun meminta pemerintah segera memfungsikan Perusahaan Umum (Perum) Budan Urusan Logistik (Bulog) untuk menstabilkan harga bahan baku kedelai sesuai tugasnya. Langkah ini juga untuk menekan aksi para spekulan kedelai tersebut. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini