Sukses

Bulog Wajib Impor Beras Minimal 200 Ribu Ton di Sisa Desember 2022

Buwas berkomitmen akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menuntaskan realisasi impor beras 200 ribu ton di sisa beberapa hari Desember 2022 ini.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menyatakan, Perum Bulog wajib menuntaskan realisasi impor beras minimal 200 ribu ton pada sisa Desember 2022 ini. 

Buwas menceritakan, berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas (Rakortas) 8 November 2022, Perum Bulog ditugasi untuk menyerap 500 ribu ton beras dari dalam negeri, dan 500 ribu ton dari luar negeri. 

Alasan pertama, ia mengatakan, cadangan stok beras Bulog hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya tersisa 300 ribu ton. Jumlah tersebut sangat rawan, terlebih mereka dituntut untuk menyediakan minimal 1-1,2 juta ton beras di penghujung 2022. 

"Kalau kurangnya 700 ribu ton itu umpama bisa dapat 500 ribu ton dari dalam, masih ada sisa dong, masih aman. Berarti sisa 200 ribu ton (impor beras) itu harus kita datangkan," jelasnya di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Persoalan kedua, ia menambahkan, sekarang ini impor beras tidak mudah, karena ada negara yang batasi bahkan menutup untuk ekspor. Pasalnya, masing-masing negara masih membutuhkannya untuk menjaga ketahanan pangan. 

"Ini juga sedang dalam upaya, (impor beras dari) beberapa negara. Bahkan sudah ada satu negara yang sudah iya, tapi enggak jadi. Kenapa, karena dia tidak siap dengan waktunya yang sekarang sudah singkat. Belum perizinannya segala macam, jadi tidak mudah," imbuhnya. 

Oleh karenanya, Buwas berkomitmen akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menuntaskan realisasi impor beras 200 ribu ton di sisa beberapa hari Desember 2022 ini. 

"Itu karena kita tidak berhasil mendapat yang 500 ribu ton, hanya 166 ribu ton (serapan dalam negeri), maka kita harus dapat minimal 200 ribu ton," tegas Buwas. 

Berdasarkan hasil rumusan, Perum Bulog disebutnya tidak memungkinkan untuk bisa mengimpor 500 ribu ton beras sesuai rakortas pada sisa bulan ini. 

Sehingga skenarionya, Buwas melanjutkan, Bulog akan berupaya untuk menyerap 200 ribu ton beras impor pada Desember 2022. Sedangkan sisa 300 ribu ton akan diselesaikan pada Januari-Februari 2022. 

"Jadi yang paling mungkin dengan segala upaya daya, paling hebat-hebatnya 200 ribu ton. Sisanya kita lihat situasi. Kalau nanti Januari-Februari belum ada panen dan situasinya memang memerlukan itu harus didatangkan dari luar, ya enggak ada masalah," tuturnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Badan Pangan Sebut Stok Beras Bulog Tersisa 514 Ribu Ton, Kritis?

Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi menyebutkan jika stok beras di Bulog saat ini hanya sebesar 514 ribu ton, sampai 2 Desember 2022. Angka ini di bawah dari jumlah stok penugasan pemerintah sebanyak 1,2 juta ton.

Pemerintah harus melakukan intervensi melalui Perum Bulog. Di mana, kenaikan harga beras saat ini harus menjadi perhatian karena akan menjadi momok inflasi. 

"Fluktuasi harga pangan nasional harian di sini memang kita punya early warning system bahwa untuk gkp, gkg, beras medium, beras premium ini memang saat ini menjadi momok inflasi yang paling besar sehingga suka tidak suka harus ada intervensi dari pemerintah melalui Bulog," jeals dia di Jakarta, Senin (5/12/2022).

Dia menyebutkan data terbaru menunjukkan stok beras di Perum Bulog saat ini hanya 514 ribu ton. Dari total 1,2 juta ton yang selama ini ditugaskan kepada Bulog.

Bulog terus berupaya melakukan menyerapan beras petani. Di mana saat ini penyerapan beras Bulog sudah mencapai 37 persen, dengan jalur komersil.

Artinya untuk penyerapan Bulog saat ini tidak mungkin dikerjakan dengan harga Rp 8.300 lagi tetapi menggunakan komersial sehingga stok bisa tetap dijaga pada posisi 500 ribu ton. 

Sebagai informasi, dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras, HPP beras di gudang Perum Bulog ditetapkan Rp 8.300 per kilogram (kg).

Adapun rincian stok beras di Bulog yakni, stok komersil sebesar 194.436 ton dan stok CBP sebesar 319.724 ton. "Bulog ini masih bisa kita jaga di 500.000 ton dari 1,2 juta ton yang kita memang tugaskan," jelas dia.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Erick Thohir Jamin Stok Beras Bulog Aman

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, stok beras di gudang Perum Bulog dalam kondisi aman jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.

Hal ini menjawab keresahan masyarakat terkait rencana impor imbas menipisnya cadangan beras nasional.

"Secara keseluruhan, stoknya cukup, termasuk beras Bulog masih aman," ucap Erick saat mengecek ketersediaan dan harga bahan pokok bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Pasar Rasamala, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (2/12).

Erick telah menginstruksikan BUMN-BUMN pangan yang tergabung dalam Holding BUMN Pangan atau ID Food untuk memonitor perkembangan ketersediaan bahan pokok jelang Nataru. Mengingat, permintaan terhadap kebutuhan pangan diproyeksikan mengalami kenaikan selama Nataru berlangsung.

"Kita tahu tren kebutuhan bahan pokok saat akhir tahun akan mengalami peningkatan. BUMN harus hadir dalam memenuhi kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Dalam pantauannya tersebut, Erick menyebut ketersediaan bahan pokok masih aman. Erick mengatakan Kementerian BUMN akan terus berkoordinasi dengan Kemendag dan pemerintah daerah (Pemda) dalam mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok jelang akhir tahun.

"Tadi Pak Mendag sudah sampaikan bahwa harga bawang, cabai merah keriting, tempe, masih tetap, bahkan harga ayam justru turun. Memang ada beberapa yang naik sedikit seperti cabai rawit dan telur. Secara keseluruhan, stoknya cukup, termasuk beras Bulog masih aman," ucap Erick Thohir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.