Sukses

Resesi Mengancam, Sun Life Beri Kepastian Imbal Hasil Dolar AS

Ancaman resesi ekonomi secara global yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan secara agresif yang dilakukan bank sentral berbagai negara semakin nyata di depan mata.

 

Liputan6.com, Jakarta Ancaman resesi ekonomi secara global yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan secara agresif yang dilakukan bank sentral berbagai negara semakin nyata di depan mata.

Memahami kondisi tersebut, PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life Indonesia) menghadirkan produk unggulan terbaru Asuransi Sun USD Guaranteed yang memberikan kepastian imbal hasil mata uang USD sebesar 3,1 persen net per tahun. Dilengkapi dengan proteksi jiwa, produk ini dapat menjadi alternatif solusi di tengah ketidakpastian perekonomian yang diprediksi akan terjadi di tahun mendatang.

Resesi ekonomi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini ditandai dengan produk domestik bruto (PDB) yang minus.

Salah satu penandanya ialah inflasi atau kondisi naiknya harga barang dan jasa yang berlebihan selama periode tertentu dan berakibat pada pelemahan daya beli masyarakat.

Menurut data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada Oktober 2022 mencapai 5,71 persen secara year on year. Kendati lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yaitu 5,95 persem, namun angka tersebut tetap perlu diwaspadai. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan keuangan yang optimal agar tidak semakin tergerus oleh inflasi.

“Seperti yang diutarakan oleh para pakar keuangan, diversifikasi aset merupakan salah satu siasat investasi dalam menghadapi resesi karena bertindak sebagai check and balances atas kerugian yang terjadi selama resesi. Berangkat dari fakta tersebut, kehadiran Asuransi Sun USD Guaranteed merupakan jawaban bagi Nasabah yang membutuhkan perlindungan asuransi jiwa dengan kepastian imbal hasil tetapi memungkinkan mereka untuk memulai diversifikasi investasi," ungkap Chief Distribution Officer Sun Life Indonesia Danning Wikanti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (6/11/2022).

"Fleksibilitas yang ditawarkan oleh produk ini dan dipadukan dengan manfaat perlindungan jiwa sekaligus investasi di valuta asing menjadikan Asuransi Sun USD Guaranteed selaras dengan tujuan keuangan banyak orang di masa-masa penuh ketidakpastian seperti saat ini,” ujar dia. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sekali Bayar

Asuransi Sun USD Guaranteed merupakan asuransi jiwa sekali bayar dengan mata uang USD yang memberikan Manfaat Meninggal Dunia dan Manfaat Akhir Kontrak.

Produk ini juga diharapkan memberikan keleluasaan bagi Nasabah untuk merencanakan keuangan dan diversifikasi aset sehingga membantu keluarga mencapai tujuan finansial masa depan dalam mata uang yang kuat dan stabil.

“Krisis yang kita hadapi akibat pandemi Covid-19 telah menjadi momen pembelajaran yang sulit, di mana orang-orang mulai menyadari bahwa siapapun dapat terdampak oleh risiko keuangan kapan saja. Sun Life Indonesia pun berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghadirkan beragam solusi perlindungan demi membantu jutaan keluarga Indonesia dalam mencapai kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat, salah satunya melalui kehadiran Asuransi Sun USD Guaranteed," jelasnya.

"Selanjutnya, kami juga akan semakin memperkuat kehadiran kami di seluruh jalur distribusi dan mempersonalisasi manfaat produk yang ditawarkan dengan beragam tahapan kehidupan dan kebutuhan terkini, sehingga setiap individu dapat segera memulai perencanaan keuangannya dan lebih percaya diri dalam menjalani masa depan yang penuh dengan ‘kejutan hidup’. Karena hidup #AdaAja kejutannya, Sun Life #AdaAja asuransinya,” tutup Danning.

Nasabah dapat membeli Asuransi Sun USD Guaranteed dengan premi mulai dari USD 5.000 per tahun dengan kuota terbatas hingga 31 Desember 2022.

3 dari 4 halaman

OJK: Pendapatan Premi Asuransi capai Rp 255,2 Triliun per Oktober 2022

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan Oktober 2022 mencapai Rp255,20 triliun, atau tumbuh sebesar 1,81 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Ogi Prastomiyono, menyampaikan akumulasi premi asuransi umum juga tumbuh sebesar 16,93 persen yoy selama periode yang sama, hingga mencapai Rp97,78 triliun per Oktober 2022.

“Namun demikian, akumulasi premi asuransi jiwa terkontraksi sebesar -5,76 persen yoy dibanding periode sebelumnya, dengan nilai sebesar Rp157,42 triliun per Oktober 2022,” kata Ogi Prastomiyono dalam konferensi Pers RDKB November 2022, Selasa (6/12/2022).

Disisi lain, OJK mencatat nilai outstanding piutang pembiayaan tumbuh 12,17 persen yoy pada Oktober 2022 menjadi sebesar Rp402,6 triliun, didukung pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 31,6 persen yoy dan 23,7 persen yoy.

Sementara, Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) tercatat turun menjadi sebesar 2,54 persen (September 2022: 2,58 persen). Sedangkan sektor dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 4,20 persen yoy, dengan nilai aset mencapai Rp338,71 triliun.

4 dari 4 halaman

Permodalan

Demikian, permodalan di sektor IKNB terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) sebesar 464,24 persen dan 313,71 persen.

Meskipun RBC dalam tren yang menurun dan RBC beberapa perusahaan asuransi dimonitor ketat, namun secara agregat RBC industri asuransi masih berada di atas threshold sebesar 120 persen.

“Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,01 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.