Sukses

Bulog Bakal Impor Kedelai 300 Ribu Ton, Ini Kata Mendag

Pemerintah melalui Bulog akan mengimpor 300.000 ton kedelai dan akan dijual dengan harga sekitar Rp11.000 per kilogram.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan tidak akan mengimpor produk hortikultura yang mampu dihasilkan dalam negeri. Meski Kementerian Perdagangan memberikan izin impor kedelai oleh Bulog untuk menjaga ketersediaan dalam negeri.

Sebagai informasi, produk hortikultura yaitu produk hasil budidaya tanaman kebun seperti sayur-sayuran, buah-buahan. Selain sayuran, produk hortikultura juga meliputi tanaman buah, hias, serta obat-obatan.

"Buah yang sudah ada di dalam negeri tidak perlu diimpor lagi, dan pemerintah telah mendorong Perum Bulog untuk melakukan importasi secara langsung dari negara produsen guna menjaga ketersediaan pasokan dan harga kedelai di pasar," ujar Zulkifli di Jakarta, dikutip Minggu (4/12).

Zulkifli menuturkan, bahwa izin impor kedelai menjadi opsi pemerintah lantaran harga kedelai mengalami kenaikan. Dampaknya pengrajin tahu tempe mengalami guncangan karena bahan baku mahal.

Pemerintah melalui Bulog akan mengimpor 300.000 ton kedelai dan akan dijual dengan harga sekitar Rp11.000 per kilogram jika harga impornya Rp12.000 per kilogram.

Zulkifli juga memastikan masyarakat mendapatkan minyak goreng curah dan kemasan dengan merk "Minyakita" dengan harga Rp14.000 per liter.

"Kalau ada yang melakukan impor tak sesuai aturan, masyarakat bisa melaporkan biar kita tindak tegas," tutupnya.

Sebelumnya Zulkifli pernah menyampaikan impor kedelai berasal dari Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara penghasil kedelai.

Bulog akan mengimpor kedelai dengan harga sekitar Rp11.000 per kg dan akan dijual di dalam negeri sebesar Rp10.000, sehingga pemerintah mensubsidi sisa harganya.

"Perjalanan hingga sampai ke Indonesia kira-kita 40-50 hari. Jadi, Desember 2022 kita sudah punya kedelai murah, yakni Rp10.000 per kg," ujar Zulkifli.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tempe dan Tahu Makin Mahal, Gara-Gara Impor Kedelai Terlambat

Harga tahu dan tempe mengalami kenaikan pada November 2022 sehingga menjadi salah satu penyumbang angka inflasi. Sepanjang November 2022, masing-masing komoditas mengalami inflasi di atas 2 persen (mtm).

"Pergerakan di harga tahu dan tempe masih menyumbang inflasi dan mengalami kenaikan harga-harga," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Berdasarkan data BPS, di November, komoditas tahu mengalami inflasi 2,12 persen (mtm) dan 12,43 persen (yoy). BPS mencatat harga tahu per kilogram di level Rp 11.680.

Begitu juga dengan harga tempe yang ikut naik di November menjadi Rp 12.949 per kilogram. Sehingga tingkat inflasinya naik 2,13 persen (mtm) dan 13,56 persen (yoy).

Kenaikan harga tahu dan tempe ini karena stok kedelai di dalam negeri yang mulai menipis. Sementara itu, informasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian (Kementan) realisasi impor kedelai terlambat.

"Stok kedelai dalam negeri yang menipis sedangkan realisasi impor kedelai ini lambat," kata dia.

Sebagai informasi, produk pangan turunan kedelai mengalami kenaikan harga dalam 3 bulan terakhir. Bahkan secara tahunan harga komoditas tahu meningkat 12,43 persen dan tempe sebesar 13,56 persen.

"Kalau dilihat dari portal Chicago Board of Trade, tren keniakan harga kedelai sejak September 2022" kata dia.

3 dari 3 halaman

Inflasi November 2022 Turun ke 5,42 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut tingkat inflasi November 2022 mengalami pelemahan. Tingkat inflasi di bulan November tercatat 5,42 persen (yoy) atau lebih rendah dari tingkat inflasi di bulan Oktober sebesar 5,71 persen (yoy).

"Terdapat tekanan inflasi yang melemah pada bulan November ini. Kalau dilihat secara tahunan, terjadi inflasi 5,42 persen atau terjdi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 107,05 pada bulan November menjadi 112,85 di Oktober," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, BPS, Setianto dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Setianto melanjutkan secara bulanan tingkat inflasi di bulan November tercatat 0,09 persen (mtm). Sehingga tingkat inflasi tahun kalendernya sebesar 4,82 persen.

Berdasarkan komoditasnya, penyumbang inflasi tertinggi yaitu bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, rokok, beras, telur ayam ras, dan tarif angkitan dalam kota.

"Ini komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara tahunan," kata dia.

Setianto menjelaskan, dari 90 kota dan kabupaten yang diamati BPS, tingkat inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selor, Kalimantan. Tingkat inflasinya mencapai 9,20 persen yang dikontribusi dari komoditas angkutan udara (2,07 persen), bensin (1,2 persen), bahan bakar rumah tangga (0,87 persen) dan cabai rawit (0,21 persen).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.