Sukses

Jokowi Targetkan Kredit Sentuh Rp 1.800 Triliun di 2024, Menko Airlangga Minta Bantuan Kadin

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan penyaluran kredit di 2024 bisa sentuh angka Rp 1.800 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan penyaluran kredit di  2024 bisa sentuh angka Rp 1.800 triliun. Angka ini jauh di atas realisasi penyaluran kredit saat ini yang baru menyentuh angka Rp 1.200 triliun.

"Bapak Presiden meminta angka ini dinaikkan ke Rp 1.800 triliun di 2024," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat menutup Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2022 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2022) malam.

Ada tujuan tertentu dari target penyaluran kredit yang sangat ambisius ini yaitu mendorong  penyaluran untuk kredit di bawah  Rp 10 miliar. Airlangga pun menyebut bahwa naiknya target penyaluran kredit ini karena dalam 10 tahun terakhir, pinjaman kredit di bawah Rp 10 miliar ini masih rendah. Hanya sekitar 20 persen dari total kredit.

"Artinya itu hanya Rp 1.200 triliun," kata dia.

Untuk itu, Airlangga meminta bantuan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk bisa merealisasikan target tersebut. Kenaikan realisasi kredit Rp 600 triliun ini harus bisa diselesaikan dalam waktu 2 tahun ke depan.

"Ini saya juga minta Kadin  berbicara dengan Perbanas dan himbara bagaimana meningkatkan dari Rp 1.200 triliun menjadi Rp 1.800 triliun dan waktunya 1-2 tahun ke depan," kata dia.

Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target tersebut yakni dengan membuat skala prioritas sektor yang bisa menyerap kredit dengan cepat. Salah satunya sektor pertanian yang selama pandemi Covid-19 berlangsung tetap bisa menyerap tenaga kerja.  

"Maka agrikultur (pertanian) ini kita siapkan untuk kredit yang besar," kata dia.

Secara khusus pemerintah akan memberikan kredit sampai Rp 2 miliar. Bahkan kredit khusus ini tanpa agunan dan bunganya hanya 6 persen.

"Kreditnya sampai dengan Rp 2 miliar khusus tanpa agunan, DP-nya hanya 10 persen dan bunganya 6 persen," kata dia.

Dukungan ini diberikan pemerintah sebagai bentuk keberpihakan pemerintah untuk sektor pertanian.

"Jadi ini adalah keberpihakan-keberpihakan yang dilakukan oleh pemerintah," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyaluran Kredit UMKM Indonesia Terendah di ASEAN

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut realisasi penyaluran kredit UMKM di Indonesia sangat rendah. Bahkan lebih rendah diantara negara-negara anggota ASEAN.

"Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN atau negara lain memang pangsa kredit UMKM di dalam total perbankan kita itu termasuk yang paling kecil hanya 20 persen," tutur Sri Mulyani dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2022 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2022).

Sri Mulyani menyebut penyaluran kredit perbankan untuk UMKM tahun ini baru mencapai 21 persen. Angka ini lebih baik dari sebelumnya yang hanya 19 persen.

Dari sisi debitur, total kredit UMKM hanya 1.275 debitur. Sedangkan total kredit perbankan secara keseluruhan telah mencapai 5.981 debitur. Makanya, tahun depan Presiden Joko Widodo ingin realisasi penyaluran kredit ke UMKM meningkat hingga 30 persen dari total kredit perbankan.

"Kepada UMKM bapak presiden meminta 30 persen dan sekarang ini terjadi kenaikan mencapai 21 dari tadinya hanya 19 persen," tuturnya.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Dorong Kredit ke Sektor Industri

Sri Mulyani menekankan, target ini harus bisa direalisasikan. Mengingat ada negara lain yang mampu memberikan kredit kepada UMKM hingga 60 persen dari total debiturnya.

"Nah untuk itu pemerintah memberikan berbagai instrumen termasuk subsidi suku bunga terjadap kredit usaha rakyat. Kalau kita lihat kredit UMKM mayoritas atau dalam hal ini terbagi cukup merata antara kelompokok menengah, mikro, dan kecil," kata dia.

Meski begitu dia menyadari sektor UMKM di Indonesia masih didominasi perdagangan. Berbeda dengan negara lain, UMKM-nya sudah masuk di sektor industri.

"Kalau negara negara yang sudah industrialisasinya matang, UMKM adalah lebih ke produksi dan mereka cukup efisien. Ini adalah tantangan transformasi ekonomi yang harus kita upayakan," pungkasnya.

 Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdek.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.