Sukses

Ramalan BI di 2023: Pertumbuhan Ekonomi Turun Tapi Neraca Dagang Tetap Surplus

Bank Indonesia cukup optimistis bahwa perlambatan ekonomi tidak akan terlalu jatuh sampai ke bawah.

 

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 akan mengalami penurunan di tengah situasi global yang tak pasti. Namun, neraca perdagangan diramal masih tetap akan surplus, ditopang oleh angka ekspor lebih tinggi dari impor. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, negara tak mungkin memungkiri situasi ekonomi dunia yang kini hingga tahun depan masih akan terus carut marut.

"Kita open economy, kita negara yang terbuka. Artinya, enggak mungkin kalau enggak ada dampak dari luar ke kita. Ini terlihat kok dari sisi pertumbuhan ekonomi kita, yang mungkin proyeksi kita 2023 lebih rendah dari perkiraan semula," ujarnya, Jumat (2/12/2022).

Kendati begitu, Dody menambahkan, Bank Indonesia cukup optimistis bahwa perlambatan ekonomi tidak akan terlalu jatuh sampai ke bawah.

"Artinya, mungkin ekspor melambat, jelas karena globalnya menurun. Tapi mungkin konsumsi, investasi, sudah mulai bangkit karena mobilitas masyarakat relatif sudah kembali normal," imbuhnya.

"Kedua, dari sisi aliran modal asing masuk relatif kita masih bisa harapkan dari ekpsor, meski tidak sebesar yang lalu. Artinya, dari neraca perdagangan kita masih perkirakan surplus meski tidak setinggi 2021-2022," terangnya. 

Sisi terang lainnya, Dody menyampaikan, tingkat inflasi saat ini sudah dalam tren yang mulai menurun meski bertahap. Sehingga daya beli masyarakat cenderung masih terjaga.

"Itu semua artinya kebijakan yang kita lakukan 2022 akan kita teruskan pada 2023. Intinya sinergi, kolaborasi, dan inovasi itu jadi kunci bahwa kita tidak bisa menggunakan kebijakan-kebijakan business as usual. Kita gak bisa bergerak sendiri, gandeng teman lain, detilnya seperti apa itu next," tuturnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi: Indonesia Titik Terang di Tengah Kesuraman Ekonomi Global

 

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, Indonesia titik terang di tengah kesuraman ekonomi global. Hal itu merujuk dari pernyataan Managing IMF, karena mereka menilai perekonomian Indonesia masih tumbuh positif di tengah gempuran gejolak ekonomi dunia.

“Managing IMF sendiri menyampaikan bahwa Indonesia ini adalah titik terang di kesuraman ekonomi global. Hati-hati di tengah kesuraman ekonomi global Indonesia adalah titik terangnya,” kata Jokowi dalam Rapimnas KADIN 2022, Jumat (2/12/2022).

Jokowi mengungkapkan alasan IMF menyebut ‘Indonesia titik terang di tengah kesuraman ekonomi global’, karena dilihat dari angka-angka pertumbuhan ekonominya, Indonesia relatif stabil dan positif dibanding negara lain.

“Apa alasannya dia berbicara seperti itu? karena dia baca angka-angka, coba dilihat inflasi kita terjaga 5,7 persen Dunia sudah di atas 10-12 persen bahkan ada yang sudah lebih dari 80 persen. Kenapa kita harus pesimis kalau angkanya terjaga seperti itu, kita harus optimis,” ujarnya.

Kemudian pada kuartal III pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,72 persen. Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia direvisi menjadi 3,2 persen, justru Indonesia masih tumbuh positif. Artinya, tidak ada alasan untuk pesimis di tahun depan.

“Kuartal ketiga kita tumbuh 5,72 persen. Proyeksi untuk dunia di Tahun 2022 3,2 persen, kita tumbuh 5,72 persen. Kenapa kita tidak optimis dengan angka-angka itu harus optimis,” ungkap Jokowi.

Disisi lain, Purchasing Manager's index (PMI) Indonesia berada di level yang ekspansif, sedangkan semua negara PMI nya terkontraksi. Rata-rata dunia sudah di bawah level 50, tapi Indonesia PMI-nya di level 51,8.

“Masih di atas level 50 (PMI), kenapa kita tidak optimis dengan angka-angka level ekspansif seperti itu harus optimis ini kita baca angka terus,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

Neraca Perdagangan Indonesia

Hal menarik lainnya, yaitu neraca perdagangan Indonesia juga surplus 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Artinya porsi ekspor Indonesia lebih besar daripada impor.

“Kenapa kita tidak optimis kalau angka-angkanya menunjukkan seperti ini, harus optimis jangan sampai ada yang menyampaikan pesimisme baca angka-angka tadi harus optimis,” ujar Jokowi.

Oleh karena itu, dalam sambutan pembukaan Rapimnas KADIN 2022 ini, dirinya tidak ingin menyampaikan hal-hal yang membuat Indonesia pesimis di tahun depan. Menurutnya, penting untuk optimis.

“Saya tidak ingin menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kita pesimis, artinya saya tidak  ingin cerita lagi kalau dunia baru kena ini, baru kena itu. Memang itu betul, faktanya seperti itu. Tapi saya tidak akan cerita lagi, saya ingin cerita yang optimis-optimis,” pungkasnya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.