Sukses

Dunia Gonjang-Ganjing, Perang Rusia-Ukraina dan Covid-19 Biang Keroknya

Dunia masih terus bergejolak imbas dari perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap kondisi ekonomi global saat ini. Menurutnya, dunia masih terus bergejolak imbas dari perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai.

Adanya perang ini, memengaruhi harga komoditas global, termasuk energi dan komoditas pangan. Pada saat yang sama, distribusi berbagai barang juga tersendat akibat perang yang masih berlangsung.

"Dunia masih bergejolak. Kita belum tahu perang Rusia dan Ukraina berakhir. Perang dagang AS Tiongkok memanas. Lockdown Tiongkok 6 bulan lagi. Harga energi dan pangan masih tinggi. Pasokan dan distribusi barang tersendat. Risiko stagflasi dan reflasi. Persepsi investor global negatif," ujar dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Perry menegaskan, kalau Indonesia punya kemampuan dalam menghadapi ancaman gejolak global. Salah satunya mengenai keberhasilan melewati tantangan ekonomi imbas Covid-19.

Menurutnya, ini juga kondisi yang mirip dengan gejolak ekonomi yang bakal dihadapi tahun depan. Pada masa itu, Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang baik.

"30 bulan kita melawan covid-19 dan kini gejolak global. Indonesia mampu bertahan dan pulih, stabilitas terjaga dan ekonomi tinggi lebih baik dari negara lain. Ini hasil sinergi dan inovasi kebijakan pemerintah dan BI yang kuat khususnya fiskal dan moneter di bawah kepemimpinan bapak Presiden Jokowi," ungkapnya.

"Perlu dipertahankan dan dilanjutkan untuk bertahan menghadapi gejolak global, memperkuat optimisme dan tetap waspada. Ekonomi akan pulih dan bangkit menuju Indonesia maju," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

5 Permasalahan Ekonomi Global

Pada kesempatan ini, Perry juga mewanti-wanti soal potensi permasalahan ekonomi global. Setidaknya, ada 5 permasalahan yang dikantonginya.

"Kita perlu mewaspadai 5 permasalah ini dari prospek ekonomi global," ujar dia.

Pertama, pertumbuhan ekonomi yang bakal menurun, ditambah dengan risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa yang meningkat. Kedua, tingginya inflasi karena kenaikan harga energi dan pangan global.

Ketiga, suku bunga yang terus beranjak naik, misalnya The Fed Fund Rate yang diprediksi tetap berada di 5 pwrsen pada 2023 mendatang. "Keempat, dolar AS sangat kuat, tekanan depresiasi nilai tukar negara lain termasuk rupiah. Kelima, cash is the king, penarikan dana investor global dan mengalihkan ke aset likuid karena risiko tinggi," ujar dia.

 

3 dari 4 halaman

Pemimpin G20 Pusing

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan kondisi ekonomi global bakal tidak pasti. Bahkan, dia mengaku kalau semua pemimpin negara anggota G20 semakin pusing.

Jokowi menuturkan, kondisi semakin pusingnya pemimpin dunia itu digambarkan dengan semakin mengerutnya dahi. Selain itu, Jokowi kembali menyinggung soal rambut putih yang terlihat dari para pemimpin dunia tersebut. Sebelumnya Jokowi juga memberikan kode rambut putih untuk Capres mendatang.

"Saya menyimpulkan semuanya pusing, semuanya pusing. Benar saya melihat, kerutan di wajahnya tambah semuanya, rambutnya disini tambah putih semuanya," kata dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Bukan tanpa alasan, Jokowi mengatakan hal ini lantaran kondisi ekonomi global yang tidak pasti. Bahkan, tidak ada negara manapun yang mampu meghitung prediksi pasti.

"Memang situasi global ini confirm, tidak pasti. Masih tidak pasti, ruwet, complicated, sulit dihitung, sulit diprediksi," sambungnya.

"Sehingga tadi, semuanya pusing, misalnya satu saja harga minyak, siapa yang bisa menentukan? Jatahnya produsen-produsen minyak yang gede-gede gak bisa memprediksi, yang akan di cap harga minyak lebih menyulitkan lagi hitungnya seperti apa," tambah Jokowi.

Jokowi menegaskan, dengan kondisi demikian, seluruh pihak harus hati-hati menghadapi tahun 2023. Meski begitu, ia tetap sepakat kalau mengenai pertumbuhan ekonomi, harus dipandang secara optimis.

"Oleh sebab itu, di 2023 betul-betul kita harus hati-hati dan waspada, saya setuju bahwa kita harus optimis, tetapi harus hati-hati dan waspada," tegasnya.

 

4 dari 4 halaman

2023 Resesi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan menteri dan kepala daerah untuk bekerja lebih keras di tengah situasi yang tidak normal saat ini. Terlebih, kata dia, resesi global diperkirakan akan mulai masuk pada awal 2023.

"Tidak bisa kita kerja normal normal dalam keadaan yang tidak normal, enggak bisa. Dan tahun depan, tahun 2023 ini akan jauh lebih sulit lagi untuk semua negara. Dan diperkirakan awal tahun depan sudah masuk kepada resesi global," jelas Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Investasi di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Menurut dia, semua negara saat ini berada pada situasi yang sangat sulit karena dihantui inflasi, ekonomi anjlok, krisis energi, krisis pangan, dan krisis finansial.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.