Sukses

Kementan Diminta Perketat Pengawasan Ekspor Beras

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sutrisno, meminta Kementerian Pertanian memperketat pencegahan ekspor beras.

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sutrisno, meminta Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) perlu memperketat pencegahan ekspor gelap beras.

“Yang dicegah itu jangan sampai ada ekspor gelap, karena semua negara perlu beras khususnya di Asia,” kata Sutrisno dalam RDP dengan Eselon 1 Kementerian Pertanian, Kepala Badan Pangan Nasional, Dirut Perum Bulog, Dirut PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Rabu (23/11/2022).

Menurutnya, jika ekspor gelap beras tidak ditangani dengan baik, dinilai akan membahayakan kondisi pangan dalam negeri. Oleh karena itu, Kementan bersama stakeholder terkait harus memperketat ekspor beras.

“Manakala itu tidak dilakukan maka akan membahayakan kondisi pangan kita," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengingatkan agar Kementerian Pertanian jangan hanya mengandalkan data dari dinas pertanian terkait stok beras.  

"Untuk mengantisipasi beras ini, mutlak diperukan koordinasi Kementan dengan daerah di era otonomi daerah, karena mereka-mereka itu yang punya data, Kementan jangan hanya percaya sama dinas pertanian tidak ada legalitasnya menjdi dasar kita memprediksikan stok pangan kita cukup," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kritik Rencana Bulog

Dia  juga menyinggung soal rencana Bulog  yang akan menyimpan stok beras di luar negeri sebanyak 500 ribu ton. Menurutnya, hal itu telah mendapatkan kritikan dari para petani beras. Lebih baik Bulog menyerap kebutuhan dalam negeri.

"Untuk pak Bulog rencana punya beras 500 ribu ton disimpan di luar negeri ini sudah dikritisi oleh petani. Bulog sulit melakukan penyerapan CBP. Sebenarnya sudah ada 11 provinsi untuk menyerap CBP jadi objek kita untuk menyerap kita tidak perlu impor, dan sebenarnya, Januari dan Februari sudah panen raya," ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Sutrisno menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam forum KTT G20 beberapa waktu lalu mengenai ancaman krisis pangan dunia. 

Kata Presiden, dalam penanganan krisis pangan diperlukan teknologi produksi beras, integritas kapasitas produksi, dan memperkuat sistem logistik nasional. Semua itu perlu dilakukan untuk mengamankan rantai pasok dan stabilitas harga beras.

3 dari 3 halaman

Cadangan Beras Lebih dari 8 Juta Ton, Kementan Pastikan Stok Beras Aman Sampai Akhir Tahun

Berdasarkan data cadangan beras nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok beras nasional dalam kondisi aman hingga akhir tahun mendatang.

Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Ismail Wahab menyebut cadangan beras nasional totalnya mencapai lebih dari 8 juta ton yang rinciannya tersebar di penggilingan, pedagang dan paling besar di rumah tangga.

"Kenapa banyak di rumah tangga? Karena kita tahu BLT (bantuan langsung tunai) itu juga langsung ke rumah tangga. Jadi distribusinya banyak di rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen," ujar Ismail  Jumat, 18 November 2022 sore.

Pasokan beras tetap dalam kondisi normal bahkan stabil, menurut Ismail, karena para petani mulai panen dan di sejumlah sentra bersiap melakukan panen raya. Dia menyebut, luas panen padi tahun ini mencapai 10,61 juta hektare dengan produktivitas Rata-rata 5,2 ton per hektar.

"Data ini bukan data dari kami, itu data dari hasil survei kami dengan beberapa pihak seperti BPS dan Bappenas kemudian dievaluasi oleh tim pakar statistik dan dirilis sebagai hasil survei cadangan beras nasional," katanya.

Terkait tingginya harga beras saat ini, Ismail mengatakan kalau penyebabnya adalah faktor tahunan, dimana setiap Desember-Januari pasti mengalami kenaikan karena bukan pada posisi puncak panen. Belum lagi adanya kenaikan bahan bakar minyak, upah buruh tani dan juga kenaikan pupuk dunia.

"Tapi Februari-Maret mendatang harganya akan kembali normal karena kita masuk pada panen raya," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.