Sukses

Analisis Rhenald Kasali Soal PHK Massal di Startup, Benar Dampak Resesi?

Akademisi dan Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali berpendapat bahwa langkah PHK massal yang dijalankan beberapa startup tidak ada hubungannya dengan resesi global.

Liputan6.com, Jakarta - Di tahun ini beberapa perusahaan rintisan atau startup melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal. Sebagian besar narasi menyebutkan bahwa situasi global terutama ancaman resesi menjadi salah satu alasan aksi PHK tersebut.

Terbaru adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan mengumumkan melakukan PHK kepada 1.300 karyawan di Asia. Dikatakan jika tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. 

Akademisi dan Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali berpendapat bahwa langkah PHK massal yang dijalankan beberapa startup tersebut tidak ada hubungannya dengan resesi global.

Jika memang keadaan global menjadi alasan startup melakukan PHK, ia meminta perusahaan rintisan membeberkan secara jelas laporan keuangan. Rhenald Kasali menduga, salah satu aksi PHK ini justru karena para perusahaan ini masih saja melakukan aksi bakar uang.

"Buka laporan keuangan Anda, jelaskan sebaik-baiknya, atau jangan-jangan Anda bakar duitnya memang berlebihan. Sekarang situasinya online to offline, tidak hanya cukup hanya online semua," terangnya dalam konten video di akun Youtubenya dikutip, Senin (21/11/2022).

Rhenald Kasali mengaku ragu karena memang pada kenyataannya selama masa pandemi, layanan antar makanan dan barang yang diberikan GoTo sangat dibutuhkan.

Dia juga menduga apa yang terjadi dengan startup bahkan yang sudah raksasa seperti GoTo bukan karena situasi ekonomi global tapi karena bakar duit yang terlalu berlebihan.

"Yang pertama mungkin bakar duitanya secara berlebihan. kalau bakar duit secara berlebihan ini yang terjadi, kompetisi di antara mereka," ucapnya.

"Resesi itu tidak selalu berdampak pada semua bangsa di seluruh dunia. Jangan mencari kambing hitam, barangkali kita sendiri yang miss management," tambah Rhenald Kasali.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

GoTo Group PHK 1.300 Karyawan, Imbas Kondisi Global

Langkah efisiensi dilakukan GoTO Group. Perusahaan memutuskan untuk melakukan perampingan karyawan 1.300 orang karyawan, atau sekitar 12% dari total karyawan tetap Grup GoTo.

Melansir penjelasan perusahaan, Jumat (18/11/2022) mengatakan jika keputusan sulit PHK GoTo ini tidak dapat dihindari agar perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.Karyawan yang terdampak akan menerima pemberitahuan hari ini.

Keputusan ini disampaikan pada townhall yang mengundang seluruh karyawan. Manajemen GoTo hari ini menyampaikan langkah-langkah strategis dalam mendorong percepatan kemandirian finansial, sehingga perusahaan dapat terus memberi dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi dan pedagang di ekosistem GoTo, melalui pertumbuhan yang sehat dan berkesinambungan.

Dikatakan jika tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan Perusahaan menghadapi tantangan ke depan.

Karenanya, Perusahaan harus mengakselerasi upaya untuk menjadi bisnis yang mandiri secara finansial dan tumbuh secara sustainable dalam jangka panjang. Hal ini dilakukan antara lain dengan memfokuskan diri pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce dan financial technology.

 

3 dari 3 halaman

Evaluasi Optimalisasi Beban Biaya

GoTo telah mencatatkan pertumbuhan yang konsisten di bidang ini, didorong oleh strategi Perusahaan yang menyasar pada peningkatan jumlah pengguna multiplatform, alokasi insentif secara efektif, serta membangun sinergi terintegrasi dalam ekosistem.

Untuk mendukung percepatan pertumbuhan, sejak awal tahun GoTo juga melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama.

Pada akhir kuartal kedua 2022, Perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya struktural sebesar Rp 800 miliar dari berbagai aspek penghematan, seperti teknologi, pemasaran dan outsourcing. Namun demikian, untuk lebih jauh bernavigasi di tengah kondisi ekonomi global yang semakin penuh tantangan, GoTo harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali perusahaan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.