Sukses

Erick Thohir: Banyak Perusahaan Tertarik Investasi Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap banyak perusahaan yang berminat investasi pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap banyak perusahaan yang berminat investasi pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Menyusul, hilirisasi minerba yang dilakukan indonesia, salah satunya ekosistem kendaraan listrik.

Dalam hal ini, perusahaan pelat merah mengambil peran sentral dengan adanya Indonesia Battery Corporation (IBC). Ya, IBC merupakan perusahaan patungan antara Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID, PT Antam Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).

Diaamping itu, Erick Thohir mengapresiasi adanya Green Fund yang diinisiasi dalam G20. Ini merupakan wadah pendanaan untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Ini juga buah kerja sama antara Indonesia Investment Authority (INA), Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dan CMB International Corporation Limited (CMBI).

"Kekayaan nikel kita adalah modal untuk pengembangan supply chain EV battery dari hulu ke hilir. Sejak Indonesia mengambil kebijakan hilirisasi industri minerba, salah satunya fokus pengembangan industri EV battery, banyak perusahaan internasional yang ingin menjajaki kerjasama dengan Indonesia. Karena itu, keterlibatan dan kepercayaan INA, CATL dan CMBI dalam pengembangan EV battery, harus kita apresiasi," ujar Erick dalam keterangannya, Kamis (17/11/2022).

Untuk diketahui, Nota Kesepahaman yang ditandatangani terkait Green Fund sekitar USD2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun. Fokusnya untuk membangun rantai nilai dari hulu hingga hilir bagi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terutama di Indonesia.

Langkah ini juga jadi bentuk dukungan keberlanjutan dan komitmen Indonesia mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Green Fund akan menjadi platform khusus untuk menangkap peluang investasi dalam ekosistem EV yang sedang berkembang. Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok EV global, mengingat seperempat dari cadangan nikel dunia ada di Indonesia. Nikel merupakan bahan utama dalam produksi baterai.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

IBC Kejar Peluang

Menangkap peluang tersebut, Kementerian BUMN bersama empat BUMN sektor pertambangan dan energi, yakni Holding Industri Pertambangan - MIND ID, PT Antam Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) telah mendirikan PT Industri Baterai Indonesia/Indonesia Battery Corporation (IBC) di kuartal pertama tahun 2021 lalu.

IBC diamanahkan untuk fokus pada pengelolaan ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia.

Guna memperkuat ekosistem yang dibangun, IBC dan ANTAM menjalin kolaborasi dengan pemain baterai global melalui penandatanganan Framework Agreement pada 14 April 2022 untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi. Perkiraan total nilai investasi dari mitra global ini mencapai sebesar USD15 Miliar atau setara dengan Rp215 Triliun.

 

3 dari 4 halaman

Genjot Penggunaan Mobil Listrik

Sejalan dengan upaya transisi energi tersebut, Kementerian BUMN turut mendukung pengembangan EV dalam ranah praktis dengan mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) untuk transportasi jalan di lingkungan BUMN.

"Indonesia perlu mendorong percepatan transisi ini. Salah satunya dengan membangun pabrik baterai kendaraan listrik, yang bahan baku utamanya nikel. Peningkatan nilai tambah komoditas nikel ke depan, tak hanya akan mampu membuat kita memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi akan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor utama baterai di dunia," ujar Menteri BUMN menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Green Fund

Indonesia Investment Authority (INA), Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL), dan CMB International Capital Corporation Limited (CMBI) menandatangani Nota Kesepahaman untuk melakukan investasi, pembentukan fund dan kerja sama lainnya di bidang energi baru.

"Semua pihak akan bersama-sama berinvestasi dalam pembentukan pendanaan hijau (Green Fund) yang difokuskan untuk membangun rantai nilai dari hulu hingga hilir bagi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terutama di Indonesia, sebagai bentuk dukungan keberlanjutan dan komitmen Indonesia mencapai target netral karbon pada 2060," kata Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, Selasa (15/11/2022).

Green Fund akan menjadi platform khusus untuk menangkap peluang investasi dalam ekosistem EV yang sedang berkembang. Dengan memanfaatkan keunggulan Indonesia sebagai pusat bahan baku berkelanjutan, pasar domestik yang terus berkembang, serta kekuatan, jaringan, dan sumber daya masing-masing pihak, dana tersebut dapat memberikan imbal hasil jangka panjang dan berkelanjutan yang menarik bagi para investor.

Menurut dia, dengan upaya bersama para pihak, INA melihat potensi fund untuk mencapai nilai hingga USD 2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun (kurs 15.548 per dolar AS). Pasar EV global sendiri telah menunjukkan pertumbuhan yang eksponensial selama beberapa dekade terakhir dan momentum ini diperkirakan akan terus meningkat, didorong oleh meningkatnya kesadaran lingkungan dan kemajuan teknologi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.