Sukses

Harga Minyak Lompat ke USD 93,86 per Barel Imbas Gangguan Pipa Druzhba

harga minyak mentah Brent naik 72 sen menjadi menetap di USD 93,86 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD 1,05 menjadi USD 86,92.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) dan menetap lebih tinggi setelah berita bahwa pasokan minyak ke Hungaria melalui pipa minyak Druzhba telah dihentikan sementara karena penurunan tekanan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (16/11/2022), harga minyak mentah Brent naik 72 sen menjadi menetap di USD 93,86 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD 1,05 menjadi USD 86,92.

Amerika Serikat mengatakan sedang menyelidiki laporan yang belum dikonfirmasi bahwa rudal Rusia menyebabkan ledakan yang menewaskan dua orang di sebuah desa Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina.

Badan Energi Internasional mengatakan, larangan Uni Eropa untuk minyak mentah Rusia yang dikirim melalui laut, yang akan dimulai pada 5 Desember. Ini artinya harus ada 1,1 juta barel per hari (bpd) sebagai pengganti imbas larangnan tersebut.

“Ketika Anda melihat apa yang kami lihat dari IEA tentang persediaan minyak global, itu seharusnya sangat bullish,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

Menambah dukungan untuk harga minyak mentah, harga produsen AS meningkat kurang dari yang diharapkan pada bulan Oktober, lebih banyak bukti inflasi mulai mereda, yang memungkinkan Federal Reserve untuk memperlambat kenaikan suku bunga yang agresif.

Indeks Wall Street naik setelah kabar tersebut mengemuka. Sementara indeks dolar AS turun, membuat minyak berdenominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

“Data inflasi cukup positif. Saham lepas landas dan sepertinya terdorong lebih tinggi sekarang," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prospek Ekonomi

IEA memperkirakan bahwa prospek ekonomi yang suram akan menempatkan penggunaan minyak global pada jalurnya untuk berkontraksi hampir seperempat juta barel per hari pada kuartal keempat tahun 2022 tahun ke tahun, dengan pertumbuhan permintaan melambat menjadi 1,6 juta barel per hari pada tahun 2023 dari 2,1 juta barel per hari tahun ini.

Dalam pasokan AS, stok minyak mentah diperkirakan turun sekitar 300.000 barel dalam sepekan hingga 11 November, jajak pendapat Reuters menunjukkan menjelang laporan dari American Petroleum Institute pada pukul 16:30 ET (2130 GMT) pada hari Selasa dan laporan resmi Administrasi Informasi Energi AS akan dirilis pada Rabu pagi.

Di China, kasus Covid terus meningkat, termasuk di ibu kota Beijing, dan pertumbuhan output pabrik negara tersebut melambat.

Bank investasi JPMorgan memangkas perkiraan triwulanan dan setahun penuh untuk pertumbuhan ekonomi di China. Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global 2022 untuk kelima kalinya sejak April, menyusul meningkatnya tantangan ekonomi termasuk inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga. 

3 dari 4 halaman

Harga Minyak Dunia Terkapar Dampak Rekor Kasus Covid-19 di China

Kemarin, harga minyak dunia jatuh pada perdagangan Senin. Padahal pada perdagangan sebelumnya, harga minyak dunia mampu melonjak tinggi karena ada pelonggaran aturan Covid-19 di China.

Kejatuhan harga minyak dunia pada perdagangan senin ini karena penguatan dolar AS dan juga rekor kasus covid-19 yang tinggi di kota-kota besar China. Hal ini memupuskan harapan normalisasi kebijakan Covid-19 di negara importir minyak mentah terbesar di dunia.

Mengutip CNBC, Selasa (15/11/2022), kontrak untuk minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate AS naik tipis hampir 1 persen di awal sesi perdagangan hari senin, tetapi kemudian berbalik arah dan menuju level yang lebih rendah.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 3,44 atau 3,58 persen menjadi USD 92,55 per barel setelah naik 1,1 persen pada perdagangan Jumat kemarin. Sementara harga minyak mentah WTI berjangka turun USD 3,78 atau 4,25 persen menjadi USD 85,18 per barel, setelah menutup sesi Jumat dengan naik 2,9 persen.

"Penguatan nilai tukar dolar AS tampaknya membebani harga minyak dan sejumlah komoditas lain pada perdagangan sore ini (Senin sore)," kata kepala analis komoditas ING, Warren Patterson.

"Mungkin ada juga elemen di mana pasar bereaksi terlalu cepat pada hari Jumat menyusul pelonggaran tindakan karantina terkait Covid-19 di China." tambahnya.

4 dari 4 halaman

Pelonggaran di China

Sejumlah harga komoditas naik pada hari Jumat setelah Komisi Kesehatan Nasional China menyesuaikan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian Covid untuk mempersingkat waktu karantina bagi kontak dekat kasus dan pelancong yang masuk serta menghilangkan penalti pada maskapai penerbangan karena membawa penumpang yang terinfeksi.

Tetapi kasus Covid meningkat di China selama akhir pekan, dengan Beijing dan kota-kota besar lainnya melaporkan rekor infeksi pada Senin.

Permintaan China untuk minyak dari eksportir utama dunia yaitu Arab Saudi, juga tetap lemah karena beberapa kilang terlihat menurunkan produksi minyak mentah pada Desember.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.