Sukses

Anne Hathaway: Butuh 300 Tahun Mencapai Kesetaraan Gender

Goodwill Ambassador for UN Women, Anne Hathaway menyebut, diperlukan waktu 300 tahun lagi untuk mencapai kesetaraan gender.

Liputan6.com, Jakarta Goodwill Ambassador for UN Women, Anne Hathaway mengungkap kenyataan cukup ironis di depan delegasi G20 di Bali. Dia mengungkap kondisi kerja bagi kalangan perempuan di dunia saat ini.

Anne Hathaway mengingatkan soal kesetaraan gender dalam dunia kerja yang masih jadi perjuangan hingga saat ini. Menurut dia, ada waktu yang sangat lama untuk bisa mewujudkan hal tersebut.

"Partisipasi perempuan dalam kekuatan yang setara merupakan hal mendasar untuk kemajuan bagi semua orang. Saya yakin Anda mengetahui bukti yang menunjukkan secara meyakinkan bahwa kesetaraan antara perempuan dan laki-laki membuat kita semua lebih aman, lebih bahagia, lebih sejahtera, dan lebih sukses," kata dia dalam B20 Summit Indonesia, Senin (14/11/2022).

"Namun, kenyataan yang kita hadapi adalah bahwa dengan tingkat kemajuan saat ini, mungkin diperlukan waktu 300 tahun lagi untuk mencapai kesetaraan gender. Saya harap kita semua setuju bahwa ini terlalu lama tiga abad," tambah aktris Hollywood ini.

Dia menilai kalau dibutuhkan lebih dari harapan untuk mengejar hal tersebut, meski saat ini dunia sedang di posisi yang lebih baik dari sebelumnya. Ia memandang kemajuan bagi perempuan dan anak perempuan banyak dirampas di berbagai negara.

"Kemajuan bagi perempuan dan anak perempuan secara dramatis terbalik di banyak negara, hak dan kebebasan yang dialami perempuan dan anak perempuan adalah normal untuk bekerja untuk belajar membuat pilihan tentang tubuh mereka tiba-tiba diambil," ungkapnya.

Dari pandangannya, beberapa kerugian bahkan dipaksakan oleh pemerintahan. Di sisi lain, kondisi ini diperburuk dengan krisis global yang belum pernah dihadapi sebelumnya, pandemi Covid-19.

"Pandemi berdampak buruk bagi kita semua. Tapi itu sangat memukul wanita. Ada intensifikasi yang menakutkan dari kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesepakatan Bisnis B20 Bakal Disetor ke Kepala Negara

Pertemuan bisnis dalam G20 atau disebut B20 telah mencapai puncak pembahasan. Nantinya, berbagai hasil yang didapat akan disetor ke tingkat kepala negara di Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022.

Chair B20 Indonesia Shinta Wijaya Kamdani menyampaikan kalau dalam puncak B20 sudah dibahas mengenai kerja sama antara pemerintah dan perusahaan swasta. Hal ini, menjadi titik baru yang dibahas di Presiden G20 Indonesia.

"Kali ini kit akan fokus pada rekomendasi kebijakan dan program-program turunan. Kita punya banyak diskusi yang akan diarahkan oleh pemimpin bisnis dan pemimpin organisasi global untuk mendorong proses pengermangan di B20-G20," kata dia dalam B20 Summit Indonesia, Senin (14/11/2022).

Selanjutnya, Shinta mengatakan, setelah beragam bahasan, kesimpulan nantinya akan disampaikan ke tingkat kepala negara. Dengan begitu, akan disampaikan juga dalam forum di tingkat kepala negara atau KTT G20.

"Kita akan menyampaikan komunike untuk nantinya mendorong aksi dari para pemimpin G20," ujarnya.

Dia menambahkan, kalau dokumen komunike atau kesepakatan bersama ini akan dilanjutkan ke perhelatan G20 kedepan, yakni kepada India. Dengan begitu, bahasan sektor bisnis negara G20 akan terus berlanjut.

"Kami harap hubungan erat yang dibangun dalam beberapa bulan terakhir ini bisa dilanjutkan kedepannya," kata Shinta.

 

3 dari 4 halaman

Tak Sekadar Dokumen

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasyid mengungkap kalau komunike dari gelaran B20 bukan sekadar dokumen kesepakatan. Tapi, ini disebut sebagai salah satu inisiatif penting di sektor bisnis kedepannya.

"Komunike ini bukan sebatas dokumen, tapi ini jadi langkah lanjutan sebagai inisiatif dan mengedepankan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha swasta," terangnya.

Guna mendukung kesepakatan ini, Arsjad berharap tiap pemangku kepentingan bisa bergandeng tangan. Tujuannya agar kolaborasi antara dua pihak ini tak sekadar kerja sama satu waktu.

"Dan kita bisa mencapai itu dengan bersama-sama, bergotong royong. Terima kasih semuanya telah menyukseskan B20 Summit, mari kita dorong inovasi, inklusi, dan kolaborasi bersama," tutup Arsjad.

 

4 dari 4 halaman

Dihadapi Banyak Masalah

Ketua B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan untuk menghadapi ketidakpastian dan tantangan secara global, diperlukan kerjasama multi-stakeholder.

Kata dia, layaknya Spiderman yang mampu bekerja sama dalam menghadapi masalah yang ditimbulkan oleh musuh. Maka, dunia pun bisa menghadapi berbagai masalah dengan cara kolaborasi.

"Sekarang, seperti Spiderman yang menghadapi berbagai masalah dari seluruh Multiverse. Begitupun dunia saat ini menghadapi banyak masalah dan tantangan beragam mulai dari efek menakutkan Covid, hingga meningkatnya inflasi, masalah pangan dan energi, kelangkaan, dan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang melambat," kata Shinta dalam sambutannya di acara B20, Minggu (13/11/2022).

Menurut dia, tidak ada satu negara, maupun satu perusahaan, bahkan satu institusi mampu menyelesaikan masalah ini sendirian. Oleh karena itulah, adanya B20 dan G20 berguna untuk membangun dan membina kolaborasi multi pemangku kepentingan untuk menjawab tantangan yang dihadapi dunia saat ini.

"Jadi tahun ini B20, Indonesia telah merumuskan program-program yang dipelopori oleh gugus tugas dan dewan aksi, dan B20 mendukung mereka Gugus tugas kami untuk menghasilkan solusi," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Shinta, Kadin menyadari peran penting yang dapat dimainkan oleh bisnis dan sektor swasta di masa depan.

Dalam perhelatan B20 ini, Kadin memiliki visi yang jelas untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif, kolaboratif dan inovatif. Yaitu melalui tiga bidang terobosan utama, diantaranya mendorong pertumbuhan ekonomi untuk UMKM, kelompok rentan secara merata pasca pandemi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.