Sukses

Di Depan CEO Dunia, Bambang Susantono Cerita Alasan Indonesia Pindahkan Ibu Kota

Kepala Otorita IKN Nusantara bercerita soal pemindahan ibu kota dalam acara B20 Summit Indonesia 2022, jelang penyelenggaraan KTT G20 2022 di Bali, Senin (14/11/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menyampaikan sejumlah alasan Indonesia memindahkan ibu kota dari Jakarta menuju IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Itu dipaparkannya dalam acara B20 Summit Indonesia 2022, jelang penyelenggaraan KTT G20 2022 di Bali, Senin (14/11/2022).

Sebagai gambaran umum, ia menyatakan, pengembangan infrastruktur jadi kunci terhadap pertumbuhan ekonomi merata suatu negara, hingga menghapus angka kemiskinan.

"Keputusan untuk memindahkan ibu kota negara jadi alasan jelas untuk menciptakan pemerataan ekonomi di seluruh Tanah Air, dengan menyediakan magnet bagi pusat aktivitas ekonomi baru," tegas Bambang.

Mantan VP Asian Development Bank (ADB) ini berujar, kota dan infrastrukturnya merupakan salah satu faktor kunci dari pertumbuhan ekonomi negara. Sementara pengembangan kota baru dapat berperan sebagai tulang punggung pemerataan sosial dan ekonomi, terlebih dalam menghadapi tantangan urbanisasi di masa depan.

"Ketika kita bicara soal kota, kita berulang mengingatkan bahwa negara harus bersiap untuk proses urbanisasi besar. Ambil contoh Asia, lebih dari separuh populasi di Asia akan berpindah ke kota pada 2050," sebut Bambang.

Lewat perhitungan tersebut, proses urbanisasi diprediksi akan melibatkan sekitar 120.000 orang per hari. Dengan begitu, Bambang menyebut akan ada 20.000 rumah baru, 250 km jalan baru, dan 6.000.000 liter air bersih yang harus dipersiapkan setiap harinya untuk 28 tahun mendatang.

"Fakta itu membuktikan kebutuhan besar atas infrastruktur di Indonesia. Perhitungan dari ADB beberapa tahun lalu, kawasan ini membutuhkan USD 1,7 triliun per tahun sampai 2030 untuk membangun kebutuhan infrastruktur," paparnya.

Namun, Bambang melanjutkan, angka USD 1,7 triliun itu merupakan perhitungan sebelum pandemi Covid-19.

"Yang jelas, kebutuhan infrastruktur pasca pandemi akan lebih besar, ketika pemerintah menyadari bahwa kebutuhan membangun infrastruktur yang tahan terhadap bukan hanya krisis finansial dan krisis cuaca, tapi juga berbagai kejutan lain," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Di Depan CEO Dunia, Airlangga Pamer IKN jadi Kota Cerdas dan Ramah Lingkungan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan tren investasi environment, social, and good governance (ESG) dipilih Pemerintah Indonesia, menjadi bisnis transformasi yang digunakan untuk membangun Ibu Kota Negara ataua IKN Nusantara di Kalimantan.

Airlangga menjelaskan, bisnis transformasional harus merangkum keberlanjutan dengan memperhitungkan sosial lingkungan, tata kelola, atau menerapkan praktik ESG.

“Pendekatan ini diadopsi dalam rencana kami untuk membangun ibu kota baru di kalimantan ‘Nusantara’ yang akan menggabungkan keberlanjutan, kecerdasan, mobilitas, kualitas kota, infrastruktur, dan pengembangan sumber daya manusia,” kata Airlangga dalam B20 Summit Indonesia 2022 Day 2, Senin (14/11/2022).

Menurutnya, sangat penting untuk menciptakan bisnis yang ramah lingkungan. Hal itu bertujuan untuk menjaga masa depan anak bangsa supaya terhindar dari kemiskinan maupun kelaparan.

Oleh karena itu, untuk menuju masa depan yang lebih baik kita harus siap menerapkan revolusi hijau lainnya.

“Kita harus siap untuk Revolusi Hijau lainnya, berinovasi untuk transformasi yang lebih besar Apa ekonomi digital yang melindungi planet kita dan masa anak-anak kita dan cicit kita. Kami mengundang Anda untuk menjadi bagian dari transformasi Indonesia,” ujar Airlangga.

 

3 dari 3 halaman

Revolusi Industri 4.0

Lebih lanjut, kata Airlangga, saat ini dunia sedang menghadapi perubahan yang sangat cepat. Menurut dia, transformasi dari satu sistem ke sistem lainnya merupakan kunci untuk mengatasi berbagai tantangan.

Maka penting bagi kita semua untuk memanfaatkan peluang revolusi industri 4.0, kecerdasan buatan, dan inovasi. Transformasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Pemerintah harus mampu mengendalikan dan menjawab tantangan masa depan melalui kemitraan publik-swasta yang lebih kuat.

“Satu hal yang penting, Pemerintah tidak bisa menyelesaikan krisis secara sepihak. Sektor bisnis juga merupakan kunci untuk membantu menyelesaikan krisis. Ada pepatah lama yang melandasi budaya kerja Indonesia “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” yang memiliki makna bersatu Kita teguh bercerai kita runtuh,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.